
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Kendati puasa sudah memasuki hari ke empat, penumpang di tempat penyeberangan Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo, tampak sepi.
Tidak hanya penumpang, perahu atau kapal pengangkut penumpang ke Pulau Gili Ketapang-Kota Probolinggo, juga terlihat tidak begitu banyak. Di tempat penyeberangan, hanya ada tiga perahu yang antri penumpang, dan dua puluhan penumpang siap berangkat ke pulau Gili.
Abdul (37) pemilik kapal yang siap berangkat itu, sejak pukul 13.00 mulai mendapat giliran menunggu penumpang. Satu jam kemudian, sekitar pukul 14.00 sebanyak 25 penumpang menaiki perahunya dan langsung meninggalkan pelabuhan Tanjung Tembaga menuju Pulau Gili.
Sepi dan menurunnya penumpang di bulan puasa ini juga diakui Sumari, warga Gili Ketapang yang setiap hari pulang pergi Probolinggo – Gili. Menurutnya, kondisi seperti ini terjadi sejak awal puasa. Akibatnya perahu yang beroperasi berkurang. Biasanya setiap harinya, selain ramadhan, perahu yang menarik penumpang anatara 10 sampai 15 perahu. “Kalau sekarang tidak lebih enam perahu,” katanya kepada wartawan, Minggu (21/6).
Sepinya penumpang, juga berpengaruh pada jumlah penumpang yang diangkut serta trayek yang dijalani. Jika pada bulan biasa, daya angkut perahu untuk penumpang 40 sampai 50 penumpang, sedangkan pada bulan puasa paling banyak setengahnya.
Begitu juga dengan trayeknya. Biasanya mereka menarik penumpang sebanyak tiga kali, namun pada bulan puasa, hanya sekali,” Bisa dua kali narik. Tapi pulangnya sampai malam,” ujar Abdul, pemilik perahu.
Hanya saja menurut Sumari, kondisi seperti ini tidak akan berlangsung lama. Penumpang akan mulai ramai, setelah puasa mencapai lima belas hari. Bahkan akan membludak saat mendekati hingga seminggu setelah lebaran. Terkait pemilik kapal yang tidak beroperasi pada bulan ramadhan, kata Sumari, beralih profesi, mencari ikan.
(M. HISBULLAH HUDA)