BANGKALAN, koranmadura.com – Suasana di Desa Berbeluk Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Madura, pasca bentrok massal yang menewaskan 2 orang dari 7 orang yang bertikai (27/7), masih bak menyimpan bara dalam sekam. Terasa keadaan masih cukup panas. Sewaktu-waktu bentrok massal susulan berpotensi terjadi, apabila tidak terantisipasi secara baik oleh petugas keamanan.
Itulah sebabnya, lokasi terjadinya carok massal, Desa Berbeluk, Arosbaya, kini mendapat penjagaan ketat aparat kepolisian. Bahkan, puluhan anggota Brimob Polda Jawa Timur turut dikerahkan untuk mengamankan lokasi.
Sedikitnya ada 20 anggota Tim Gegana Anti Anarkis Brimob Polda atau dua unit pasukan bersenjata laras panjang, sedang siaga penuh di desa tersebut. Terutama pengamanan dilakukan lebih ketat di kedua rumah korban. Agar tidak sampai terjadi pergerakan massa dari kedua kubu yang bertikai, kubu Zaini dan kubu Mudi, yang dari masing-masing kubu tersebut telah menyerahkan satu nyawa dalam carok massal Senin malam itu. Bila disebutkan, yaitu Mudi (35) yang tidak terima ayahnya ditampar oleh Sunardi (dari kubu Zaini) yang juga tewas bersimbah darah karena senjata tajam.
”Kami meminta bantuan anggota Brimob untu penjagaan di Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya pasca insiden carok tersebut. Ada 20 personel dari Tim Gegana Anti Anarkis Brimob Polda Jatim,” ujar Kabag. Ops. Polres Bangkalan, Kompol Abd Rokhim, Rabu (29/7).
Selain dari polda, Polres Bangkalan mengerahkan satu pleton pasukan ditambah polsek rayon lima yakni Polsek Arosbaya, Klampis, dan Geger dengan jumlah kekuatan 50 personel. Pasukan ini selalu siaga di TKP dan juga melakukan patroli. Meskipun penjagaan cukup ketat, pihak kepolisian masih menyatakan situasinya pasca carok massal itu di Desa Berbeluk sudah kondusif.
”Dua kubu rumahnya terpisah. Kemudian kami arahkan juga ke Galis. Situasi saat ini kondusif. Untuk penarikan pasukan belum bisa dipastikan,” paparnya.
Seperti yang diketahui, carok massal yang melibatkan dua keluarga terjadi Senin malam. Kejadian tersebut telah menewaskan dua orang yakni Mudi dan Sunardi. Pasca kejadian tersebut, lokasi kejadian mendapatkan pengawasan dan keamanan ekstra ketat. Sebab dikhawatirkan akan ada aksi susulan terkait pertikaian dua keluarga tersebut.
( MOH RIDWAN/RAH)