SAMPANG, koranmadura.com– Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Kabupaten Sampang terpaksa mencari utangan sebagai dana talangan untuk melakukan kegiatan survei lokasi penerima bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Solar Home Sistem (SHS) yang belum tersentuh listrik di Desa.
Hal itu disampaikan Kapala Bidang (Kabid) Pertambangan dan Energi Disperindagtam Sampang M. Suadi Asyikin pada Koran Madura, Rabu (29/7). Menurutnya, pihaknya terpaksa mencari utangan dulu karena karena rekomendasi peluncuran proyek tak kunjung di respon oleh Bupati A Fannan Hasib, sehingga berakibat pada program pengembangan listrik di beberapa pelosok desa.
“Selama ini kami terus mencari utang sebagai dana talangan untuk kegiatan-kegiatan, termasuk survei lokasi ke pelosok desa yang direncanakan akan menerima bantuan PLTS, karena kami tidak punya anggaran khusus, kecuali proyek yang akan dijalankan sudah dapat rekomendasi dari Bupati,” kata M. Suadi Asyikin dengan nada mengeluh.
Kata Suadi, anggaran untuk pembangunan jaringan listrik itu berupa program Solar Home Sistem (SHS) dan PLTS komunal yang dianggarkan kurang lebih Rp 3 miiliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2015. Rinciannya, Rp 300 juta untuk program SHS di Desa Burung Gagah, Kecamatan Tembelangan dan Rp 2,7 miliar untuk PLTS komunal di Desa Pandan, Kecamatan Omben. “Solusi terakhir agar masyarakat di dua desa tersebut juga menikmati aliran listrik dengan menggunakan PLTS dan SHS, sementara di wilayah lain ada yang sudah menerima bantuan yang sama tahun sebelumnya,” tuturnya.
Dikatakan, pengembangan program energi alternatif itu setiap tahun dilakukan bertujuan untuk memberikan jaringan listrik kepada masyarakat yang desanya belum tersentuh aliran listrik selama ini. “Anggaran Rp 3 miliar itu memang difokuskan untuk pengambangan listrik alternantif yang menggunakan PLTS komunal dan SHS,” tandasnya.
Menurut Suadi, desa paling parah yang tak tersentuh jaringan listrik ada di Desa Birem dan Desa Burung Gagah, Kecamatan Tambelangan; serta Desa Tapaan, Desa Lar Lar, dan Desa Tolang, Kecamatan Banyuates. Namun yang direncanakan mendapakan bantuan PLTS komunal maupun SHS hanya Desa Burung Gagah dan Desa Pandan. “Kami tidak memberikan bantuan secara serentak, karena anggaran terbatas. Namun setiap tahun diupayakan, ” tegasnya.
Lebih detail Suadi menjeleskan, perencanaan proyek tersebut direncanakan akan diluncurkan pada bulan ini. Namun bupati belum memberikan rekomendasi proyek tersebut, sehingga akan terancam molor. “Semua program pertambangan dan energi belum ada rekomendasi dari Bupati, sehingga terpaksa cari utangan dulu sebagai dana talangan,” jelasnya.
Ditegaskan, pihaknya sampai saat ini tidak bisa bebuat banyak menjalankan program yang berkaitan dengan pertambangan dan energi, bahkan ia mengaku selama ini hanya diam duduk santai di ruang dinasnya. “Tidak ada program yang berjalan, kami hanya diam di kantor,” tutupnya.
(RIDWAN/LUM)