PAMEKASAN, koranmadura.com – Akibat musim panas yang datang lebih awal, membuat hasil produksi tembakau Pamekasan pada tahun ini diperkirakan rendah. Menyebabkan luas taman berkurang dan membuat tembakau kekurangan air.
Prediksi itu disampaikan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Bambang Edi Suprapto. Menurutnya, musim panas yang lebih awal membuat jumlah penanam tembakau berkurang, akibat lahannya sulit digarap.
Krisis air diperkirakan akan mengurangi tingkat kesuburan tembakau, sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah produksi pada tahun ini. Namun, dengan sedikitnya kandungan air dalam tembakau, diprediksi akan membuat kualitas tembakau akan lebih baik.
“Kemarau yang datang lebih awal membuat tembakau kekurangan air. Makanya, perkiraan kami pada tahun ini, hasil produksi tembakau tidak banyak karena tidak banyak yang tanam,” kata Bambang.
Pada minggu kedua Agustus, pihaknya berencana akan mendatangkan sejumlah pabrikan ke Pamekasan. Tujuannya untuk membahas lebih lanjut mengenai kesepakatan dalam pola tata niaga tembakau di Pamekasan.
Sejumlah pabrikan pembeli tembakau yang akan diundang, antara lain, PT. Sadhana Arifnusa, PT. Djarum, PT. Gudang garam Tbk, PT. Bentoel, PR. Sukun dan PR. Nojorono. Sebab, 6 pabrikan itu rutin membeli tembakau Madura setiap tahun. Kendati jumlah penyerapannya fluktuatif. Dua pabrikan, PT Djarum dan PT Gudang Garam Tbk, rata-rata penyerapannya cukup besar.
“Kami mau minta informasi kapan gudang akan mulai buka pembelian. Kamu juga akan ingatkan lagi tentang perda tembakau, HPP dan catatan-catatan tata niaga yang kemarin. Musim panen perdana kami diprediksi baru dimulai pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September mendatang,” ungkapnya.
Bambang mengatakan 6 pabrikan itu menargetkan pembelian tembakau Madura sebesar 17.450 ton. Masing-masing dari PT Sadhana Arif nusa 1.200 ton, PT Djarum 8000 ton, PT Gudang Garam 4.400 ton, PT Bentoel 200 ton, PR Sukun 550 ton, dan PR Nojorono 1.300 ton.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan Suli Faris menyarankan Pemerintah Kabupaten Pamekasan mendatangi Kementerian Keuangan untuk menuntut tidak menaikkan cukai tembakau. Sebab beban harga cukai yang tinggi membuat pabrikan menekan harga tembakau petani.
“Kalau mau mengkompromi harga tembakau antara petani dengan pabrikan, Pemkab harus berani menembus Kementerian Keuangan agar bea cukai rokok tidak dinaikkan, karena pabrikan tidak mungkin menguranginya dari biaya produksi rokok. Jadi, yang dikurangi harga pembelian bahannya, tembakau dan cengkeh itu,” kata Politisi PBB ini.
(ALI SYAHRONI/RAH)