
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo optimistis ancaman kekeringan dan akibat gelombang panas El Nino yang terjadi di 40 desa pada 11 Kecamatan tidak menggelisahkan. Kedatangannya yang diprediksi berlangsung hingga akhir tahun sampai saat ini dinyatakan produktivitas hasil pertanian belum terganggu.
“Kekeringan tahun ini lebih aman dibandingkan tahun sebelumnya, hingga kini belum ada laporan sawah gagal panen akibat kekurangan air,” kata kata Kabid Teknik Budidaya Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Handaka Marwanta, kepada wartawan, Kamis (6/8).
Ia menjelaskan, tidak adanya laporan sawah gagal panen akibat kekurangan air karena petani yang ada di daerahnya sudah mengerti dan paham tentang cuaca dan masa tanam pada lahan pertaniannya.
“Kalau sudah diperkirakan sudah tidak akan mendapatkan air irigasi penuh, maka petani tidak akan melakukan penanaman padi atau sejenis,” tandas Handaka Marwanta.
Petani akan lebih memilih dan tertarik, kata Handaka Marwanta, untuk menanam tanaman yang dinilai tidak terlalu membutuhkan aliran air setiap saat. Seperti halnya petani padi akan beralih tanam jagung memasuki musim kemarau.“Tanaman jagung dipiih petani karena tidak banyak memerlukan air,” jelasnya.
Meski di daerah lain sudah banyak tanaman padi yang mulai mengering dan terancam gagal panen, Disperta mengaku belum ada keluhan petani tentang kondisi tanaman padinya akibat musim kemarau.
Justru yang banyak dikeluhkan petani di wilayah Kabupaten Probolinggo ketika musim hujan yang akan mengancam tanaman padi akibat terendam banjir. “Contohnya beberapa waktu lalu di daerah Kecamatan Pakuniran,” ucap Handaka Marwanta.
Handaka Marwanta menambahkan, luas lahan sawah dengan lahan tegal yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo harus di bedakan. Untuk petani di sawah, sepanjang tahunnya dipastikan akan melakukan penanaman. Berbeda dengan petani yang berada di derah tegal. Mereka tidak bisa menanam tanaman pada musim kemarau.“Sistem pertanian yang dipakai oleh petani masih menggunakan tadah hujan,”ucapnya.
Selain itu, jumlah area sawah yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, kurang lebih sekitar tiga puluh tujuh ribu hektar. Sehingga berbanding lebih besar dengan lahan tegal yang jumlahnya mencapai lima puluh tiga ribu hektar.
“Yang pastu jumlahnya lebih luas lahan tegal dengan area sawah yang ada. Kalau di tegal dipastikan petani tidak akan melakukan penanaman karena masih menunggu hujan turun,”papar Handaka Marwanta.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)