
SAMPANG, koranmadura.com – Beberapa lokasi pariwisata di Kabupaten Sampang ditelantarkan begitu saja, seperti Air Terjun Toroan. Bahkan, dijadikan ajang tempat mesum seperti di Goa Lebar beberapa waktu lalu.
Aini (27), warga Kecamatan Ketapang, yang lokasi rumahnya tidak jauh dari Air Terjun Toroan, mengatakan, tempat wisata di Air Terjun Toroan saat ini banyak dikunjungi oleh pengunjung. Pada hari libur banyak warga baik dari Sampang maupun luar Sampang berkunjung.
“Umumnya hari minggu banyak yang mengunjungi Air Terjun Toroan. Kendaraan roda empat maupun roda dua selalu memadati wisata itu. Namun sayang tempat wisata itu tidak dikembangkan seperti daerah lainnya,” tuturnya kepada Koran Madura, Rabu (26/8).
Namun, aktivis Angkatan Muda Progresive Sampang (Ampos) Moh Jalil mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang tidak mampu berpikir panjang atas potensi-potensi kekayaan yang dimiliki Pemkab Sampang terutama di sektor pariwisata.
“Misal tempat pariwisata air Terjun Toroan di Kecamatan Ketapang, Hutan Kera Nepa di Kecamatan Banyuates, Waduk Klampis Kecamatan Torjun dan Sumber Air Otok di Kecamatan Camplong. Itu merupakan tempat-tempat yang sangat berpotensi. Namun sampai saat ini tidak dikelola dengan baik,” terangnya.
Lanjut Jalil, padahal jika Pemkab serius mengelola di sektor pariwisata, menurutnya, akan mampu bersaing dengan tempat pariwisata lainnya yang berda di luar Sampang. Karena, selain dapat mengangkat nama baik Kabupaten Sampang juga mampu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Padahal pengelolaan dan pengembangan pariwisata sudah dianggarkan. Atau mungkin Pemkab Sampang ini benar-benar tidak mampu mengelolanya dan hanya ingin makan gaji buta. Yang saya khawatirkan anggaran yang sudah disediakan ikut dilahab begitu saja. Saya berharap kepada Pemkab untuk tidak sebelah mata mengelola sektor pariwisata,” imbuhnya.
Sementara Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Sampang Mahtum belum bisa dimintai tanggapan mengenai keseriusan pengelolaan sektor Pariwisata.
Didatangi ke tempat kerjanya tidak ada, bahkan saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya tak kunjung ada jawaban meski terhubung. Saat dilayangkan pesan singkat, juga tidak ada balasan.
(MUHLIS/LUM)