
PROBOLINGGO, koranmadura.com – Pawai budaya yang digelar setiap rangkaian kegiatan Seminggu di Probolinggo (SEMIPRO) seolah membukakan mata semua kalangan agar bisa mengangkat kesenian lokal Kota Probolinggo, untuk unjuk kebolehan dengan menampilkan ciri khasnya.
Momen SEMIPRO Ke 7 tahun 2015 yang seharusnya menjadi momentum mengenalkan kesenian asli daerah Kota Probolinggo, justru akan kehilangan ruhnya ketika panitia memutuskan untuk mendatangkan kesenian dari luar daerah.
“Yang akan kita tampilkan di ajang Pawai Budaya hanya kesenian tarian Jaran Bodhak. diangkat tarian Jaran Bhodak. Ada sekitar 150 penampil tarian Jaran Bhodak yang akan dikemas secara modern bersama enam daerah yang diambil dari Jogjakarta,”ujar Ketua Panitia SEMIPRO Ke 7 tahun 2007, dr. Bambang Agus Suwignyo, usai rapat koordinasi panitia, Rabu (6/8) kemarin.
Ia menjelaskan, panitia mendatangkan kesenian tarian dari Jogjakarta hanya sebagai penyederhana agar supaya bisa mempercepat pelaksanaannya. Kesenian tarian daerah itu adalah Ponorogo dengan tarian Reognya, Kalimantan dengan tarian Samannya, Papua, Bali, dan Dayak.”Semua koreografer kesenian tarinya digarap langsung oleh entertaiment L Production dari Jogjakarta,”tandas dr. Bambang Agus Suwignyo.
Menanggapi alasan penyederhanaan kesenian tarian dalam acara Pawai Budaya di SEMIPRO Ke 7 tahun 2015, Ketua Dewan Kesenian Kota Probolinggo, Peni Priyono, menegaskan alasan menampilkan satu kesenian kesenian tari dari luar daerah bukan berarti sebuah penyederhanan yang akan ditampilkan harus meninggalkan kesenian tarian lokal.
“Kalau dibuat pembelajaran sebenarnya sudah siap karena SEMIPRO sudah berlangsung selama tujuh kali. Secara kualitas kepanitian sangat bagus, namun hanya bagus penataanya. Secara materi kita lengkap. semua tahu kesenian tarian luar daerah selalu menjadi tampilan, tapi kenapa kesenian kita sendiri tidak pernah ditampilkan,”tegasnya.
Ketika diminta untuk menampilkan kesenian tarian lokal, pihaknya selalu menyatakan kesiapannya untuk melakukan keterbukaan agar benar-benar bermanfaat. “Kalau diminta, kita sudah menyiapkan beberapa tarian lokal untuk ditampilkan. Saya tidak pernah meminta untuk tampil, tapi kalau diminta panitia akan selalu siap menterjemahkannya,”ucap Peni Priyono.
Peni Priyono menambahkan, beberapa tampilan tarian lokal yang sudah menorehkan persetasi, diantaranya kesenian tarian mengenai sosial keluatan seperti tari Bener yang menggambarkan peristiwa orang-orang mencari bibit bener dipinggiran pantai.
Ada juga tarian Patis yang menggambarkan peristiwa air laut surut, dan tari Kembang Mayang yang mengambarkan gadis yang tinggal di Kelurahan Mayangan dengan artian luas garis pantai., serta tentang pertanian dengan tarian Nyoco yang sudah mendapat lima prestasi untuk penata tari terbaik dan penata irama.
Ditanya, apakah sudah pernah menawarkan kepada panitia SEMIPRO, Peni Priyono, mengaku menjadi kelemahannnya sebagai pegiat kesenian yang tidak pernah menawarkan.
“Selama SEMIPRO hanya diminta untuk menjelaskan dan menterjemahkan keinginan dengan baik. Alhamdulillah, sekarang masih dilibatkan sebagai pengisi acara selamat datang,”paparnya.
(M. HISBULLAH HUDA)