
PAMEKASAN, koranmadura.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah selesai memetakan luas daerah yang akan mengalami bencana kekeringan. Namun hasilnya masih dianggap bisa berubah. Ada potensi luasan terdampak kekeringan dimungkinkan akan bertambah.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Akmalul Firdaus. Menurutnya, hasil pemetaan daerah kekeringan itu hanya hasil laporan dari kecamatan, sehingga dimungkinkan masih ada daerah-daerah lain di luar laporan tersebut, sehingga dapat menambah daftar daerah rawan kekeringan.
Pada bencana kekeringan tahun 2015 ini, terdapat 166 dusun di 37 desa yang masuk kategori daerah kering kritis. Kemudian untuk kering langka terjadi pada 133 dusun di 42 desa, yang kesemuanya berada di 11 kecamatan dari 13 kecamatan di Pamekasan.
“Hasil pemetaan yang kami lakukan, hanya dua kecamatan yang daerahnya tidak terdampak kekeringan, yaitu Kecamatan Kota dan Galis. Tapi ini belum hasil akhir, sebab kadang ada laporan susulan daerah terdampak. Sehingga luasan kekeringan bisa bertambah,” kata Firdaus.
Kriteria kekeringan kritis itu, antara lain pemenuhan air di dusun itu mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Hanya itu untuk kebutuhan air minum dan memasak dengan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air sejauh tiga kilometer lebih.
Sementara, lanjut Firdaus, untuk kategori kering langka kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang per hari, dengan jarak yang ditempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sejauh setengah hingga tiga kilometer.
“Makanya kami membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang di sekitarnya terdampak kekeringan, tapi tidak mendapatkan bantuan air bersih gratis, supaya melapor pada kami, agar bisa ditindaklanjuti. Sehingga kebutuhan air rumah tangga bisa terpenuhi,” ungkapnya.
Firdaus mengataka, apabila ada laporan dari masyarakat terkait bencana kekeringan, pihaknya tidak bisa serta merta langsung mengirim bantuan air bersih. Sebab pihaknya perlu juga melakukan survei kebenaran laporan tersebut. Agar bantuan air bersih bisa tepat sasaran.
Dalam penanganan bencana kekeringan, pihaknya bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mendistribusikan air bersih. Terdapat 8 armada tangki yang diterjunkan ke lokasi kekeringan. 5 tangki dari PDAM dan 3 lainnya milik BPBD.
“Kami sudah bergerak melakukan distribusi bantuan air bersih ke daerah-daerah kekeringan. Perlu masyarakat tahu, bantuan air ini untuk kebutuhan air rumah tangga, seperti masak, mencuci dan mandi. Bukan digunakan untuk lainnya, misalnya menyiram tembakau,” katanya.
(ALI SYAHRONI/RAH)