
BANGKALAN, koranmadura.com – Pelaksanaan Pekan Raya Bangkalan (PRB) semakin tak jelas. Surat izin dari pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Jakarta tak kunjung tiba karena lokasi berada pada aset tanah sitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kondisi stan pameran sangat memprihatinkan, karena sudah ditinggal para pemilik yang berjualan dan memamerkan hasil karyanya.
Stan yang disediakan oleh panitia sudah kosong dan ditinggal pemiliknya yang berasal dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ataupun masyarakat. Jadwal pameran yang direncanakan tanggal 24-30 Agustus batal digelar, karena permasalahan administrasi. Hal itu membuat kekecewaan banyak pihak, terutama masyarakat desa Be’engas Kecamatan Labang.
“Tentu sebagai masyarakat Labang kami kecewa acara rakyat ini ditunda. Sebab ada permasalahan administrasi izinnya belum keluar,” kata Rosyid, tokoh pemuda Labang, Selasa (25/8).
Dirinya berharap, kegiatan tersebut tetap terlaksana sebagaimana rencana awal. Apalagi masyarakat banyak berharap kegiatan itu bisa dilakukan di desanya. Sebab itu merupakan acara pertama kali diadakan di Labang. Saat ini, pemilik stan sudah mengambil dagangan ataupun benda-benda yang dipamerkan. Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan PRB. Namun, harapannya PRB bisa segera mendapatkan izin.
Selain itu, tampak di lokasi PRB dijaga oleh aparat kepolisian. Komandan Pengendali Lapangan Iptu Suwaji menjelaskan, ada sebanyak 15 orang personel yang menjaga lokasi pameran PRB itu. Mereka terdiri dari anggota Polres dan Polsek setempat. Penjagaan dilakukan untuk mengamankan peralatan yang masih ada di lokasi. Sebab, dikhawatirkan diambil orang tak bertanggung jawab.
“Di lokasi pameran PRB masih banyak peralatan pameran, seperti AC, panggung hiburan, alat-alat permainan. Namun, untuk stan yang ada di dalam tenda ini sudah banyak yang dikosongkan oleh pemilik,” terangnya.
Dia mengaku belum tahu secara pasti sampai kapan penjagaan di arena pameran itu dilakukan. Sebab dirinya bersama tim hanya menunggu perintah atasannya. Karena sebelum ada petunjuk, otomatis petugas akan tetap berjaga di lokasi.
“Sampai kapan kita melakukan penjagaan ya sampai ada perintah penarikan anggota di lapangan. Nunggu pimpinan,” ungkapnya.
Sementara itu, mengenai kepastian kelanjutan dari Pameran PRB itu, apa benar-benar ditunda ataukah diteruskan kegiatannya masih belum ada kejelasan. Sebab tidak ada yang berkenan berkomentar. Kepala Disperindag Bangkalan Puguh Santoso selaku lembaga teknis yang terlibat enggan berkomentar. Malah dirinya melemparkan kepada Asisten Ekonomi Kesra. “Maaf, silakan anda bisa tanya ke Pak Asisten Ekonomi dan Kesra,” ujarnya.
(MOH RIDWAN/RAH)