
BANGKALAN, koranmadura.com – Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan memprotes sejumlah dosen dan karyawan yang pelesiran ke Pulau Dewata Bali. Kegiatan tersebut dinilai mahasiswa tak pantas, karena hal itu berpengaruh kepada nasib mahasiswa. Bahkan, mereka menggelar aksi dengan memasang sejumlah poster berisi kritikan pedas yang ditempel di pagar kampus.
Kritikan tersebut mereka tulis dalam bentuk poster yang ditempel di pagar depan kampus. Di antaranya bertuliskan ‘Aktivitas Lumpuh, Dosen dan Karyawan Ngelencer ke Bali, Pulanglah Bapak/Ibu Dosen, Kami Disini Menunggumu dari Bali untuk Menimba Ilmu’. Selain itu, tulisan bertema kepedulian terhadap kondisi kampus ‘Save STKIP, selanjutnya Cintailah STKIP Bangkalan, Bukan Mementingkan Liburan ke Bali. STKIP PGRI berlokasi di Kabupaten Bangkalan, Bukan di Bali’.
“Kami sangat menyayangkan civitas akademi kampus, karena saat ini mahasiswa baru maupun mahasiswa yang mau KRS harus kembali ke rumah. Sebab, kegiatan di kampus lumpuh,” kata salah seorang mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan, Baijuri Alwi, Sabtu (19/9).
Dia menjelaskan, semua dosen dan staf kampus liburan ke Bali sejak Rabu (17/9) kemarin. Yang lebih mengecewakan, mahasiswa semester akhir yang ingin mengumpulkan hasil PPL terbengkalai, sehingga yang dirugikan adalah mahasiswa.
“Apa yang terjadi, kami khawatir akan mengurangi kepercayaan wali mahasiswa pada kampus ini. Menurut saya civitas akademika tidak perlu ke sana karena sekarang waktu KRS dan laporan PPL,” ujarnya.
Menurutnya, seluruh dosen dan staf akan kembali ke Bangkalan pada pada Senin (21/9). Dirinya mengetahui pada status salah satu dosen yang tertuang di akun facebooknya.
“Memangnya mau silaturahmi ke siapa di Bali. Kami berharap para dosen dan staf kampus segera pulang supaya aktivitas di sini tidak lumpuh,” ungkapnya.
Apalagi sebelumnya, kampus calon guru tersebut juga mendapatkan kritikan pedas dari mahasiswa yang telah menggelar wisuda Sabtu (12/9) lalu. Sebab besaran uang pembiayaan yang diminta ke para wisudawan tidak sebanding dengan apa yang mereka dapat. Biaya wisuda yang harus dibayar wisudawan sebesar Rp 1,2 juta per peserta wisuda, dengan hanya mendapatkan Baju wisuda lengkap serta air mineral dan snack. Hal ini yang membuat banyak para peserta dan orang tua merasa kecewa.
(MOH RIDWAN/RAH)