
Kiprah para personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) di berbagai wilayah perbatasan di Tanah Air dengan negara tetangga seolah tidak pernah habis menjadi bahan pembicaraan.
Bukan sekadar pengorbanan mereka yang rela meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan untuk tugas mulia menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Indonesia (NKRI), yang seringkali menimbulkan rasa simpati.
Namun, keramahan dan kepedulian mereka terhadap masyarakat perbatasan yang mengalami banyak persoalan, patut diacungi jempol.
Program bakti sosial yang dilakukan TNI di berbagai wilayah khususnya di perbatasan pun menjadi bagian yang tidak terlupakan bagi masyarakat setempat yang merasakan kehadiran negara di tengah keterbatasan.
“Ternyata aparat TNI itu baik. Mukanya saja yang seram, tetapi hati mereka sangat baik dalam hal membantu,” ucap Kepala Panti Asuhan Bhakti Luhur Suster Asri yang juga merupakan seorang biarawati, ketika menyampaikan kesannya terhadap bakti sosial TNI di Kupang.
Menurutnya, sebagai seorang biarawati, dirinya cukup terkejut ketika dua anggota TNI datang menemuinya dan menyampaikan rencana menggunakan panti asuhan yang dipimpinnya sebagai lokasi bakti sosial TNI.
Tentu saja pernyataan itu merupakan ungkapan senang yang disampaikan oleh Suster Asri tentang bagaimana kehadiran TNI baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang selalu rukun dan damai menjaga berbagai ancaman keamanan yang mengganggu provinsi kepulauan itu.
Bakti sosial membagikan sembako dan pengobatan gratis merupakan satu dari berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh TNI di Kupang dalam menyambut HUT TNI yang ke-70.
Kepedulian TNI di NTT tidak hanya ditunjukkan melalui berbagai kegiatan sosial, tetapi juga ditunjukkan dengan cara melakukaan penanaman anakan pohon mangrove atau pohon bakau yang dapat menjaga dan melindungi pesisir pantai dari abrasi laut.
Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti Kupang, Brigjen TNI Heri Wiranto mengatakan TNI juga sangat peduli terhadap laut, khususnya bagi penjagaan ekosistem laut dari berbagai macam kerusakan yang mungkin saja dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Menurut dia, buklan hanya TNI yang harus peduli dengan ekosistem dan kehidupan di laut tetapi semua pihak juga harus peduli karena laut merupakan aset bangsa.
Banyak manfaat dari laut yang didapatkan masyarakat Indonesia, baik dari sektor perikanan, pariwisata serta maupun manfaat lainnya yang dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Oleh karena itu, aksi sosial menanam anakan bakau tersebut dilakukan oleh TNI di Kupang, di sepanjang pesisir pantai Oesapa Kupang karena wilayah tersebut sudah mulai abrasi akibat tidak adanya penahan air laut di lokasi tersebut.
Prajurit TNI tidak hanya dituntut bertugas menjaga keamanan dari berbagai macam gangguan keamanan, tetapi bersama-sama masyarakat juga berkewajiban menjaga serta melestarikan lingkungan pantai yang sudah mulai rusak.
Hal itu, menurut jenderal berbintang satu tersebut, sesuai dengan tugas TNI sesuai dengan UU TNI Pasal 7 tentang operasi militer selain perang.
“Kegiatan ini merupakan aksi militer selain perang. Kalau perang, ya kita mengangkat senjata, tetapi ini kita mengangkat bakau dan mangrove untuk menjaga lingkungan pantai,” ujar Brigjen TNI Heri Wiranto.
Jumlah bibit pohon bakau yang ditanam mencapai 1.000 pohon yang akan ditanam di seluruh pesisir pantai Pohon Duri Oesapa tersebut.
Aksi menanam bakau ini ternyata tidak hanya dilakukan oleh TNI di provinsi kepulauan ini saja. Kegiatan yang sama juga dilakukan secara serentak di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Di kota Jayapura, Papua, contohnya, jajaran TNI AD, AL dan AU bersama segenap lapisan masyarakat menanam 3.000 bibit pohon bakau di sepanjang Pantai Hamadi.
Semua kegiatan tersebut dilakukan TNI menjelang hari jadinya ke-70 pada 5 Pktober 2015.
Lestarikan Laut Wakil Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Kolonel Laut Dafit Santoso, mengatakan, untuk menjaga serta melestarikan ekosistem laut, TNI AL di Kupang selalu menggelar kegiatan-kegiatan yang mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk cinta akan laut.
Salah satunya yang dilakukan beberapa waktu lalu, adalah menggelar kegiatan daya juang bahari laut bagi sejumlah pelajar di Kupang.
Kegiatan tersebut bertujuan melestarikan laut dan menjaganya dari aksi-aksi nakal para pengrusak laut.
Menurut Dafit, salah satu yang dilakukan adalah dengan cara menanam bakau. Penanaman bakau merupakan tindakan nyata untuk menjaga pesisir pantai dri berbagi abrasi yang merusak pesisir pantai.
Di samping itu, kegiatan menyelamatkan terumbu karang sebagai lokasi ekosistem ikan-ikan di laut juga hal utama yang sedang dilakukan oleh TNI dalam melestarikan ekosistem laut.
Pada Agustus 2015 lalu, kegiatan tersebut telah dilakukan TNI di pesisir pantai Tablolog.
Menurut dia, kegiatan ini tersebut lakukan sebagai bentuk semangat untuk membaharui ekosistem bawah laut, terutama terumbu karang di sepanjang pantai selatan Pulau Timor, yang sudah hancur akibat pemboman yang dilakukan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
“Aksi penanaman terumbu karang ini sebagai langkah strategis untuk merevitalisasi terumbu karang Indonesia yang rusak, akibat bom dan racun sianida yang digunakan nelayan saat menangkap ikan,” ujarnya.
Menurut Dafit, penanaman terumbu karang yang menjadi program nasional pemerintah ini bertujuan mengembalikan kawasan pantai Indonesia, sebagai “surga” flora dan fauna dasar laut, yang terkenal indah dan sangat bermanfaat bagi pengembangbiakan spesies ikan.
Apresiasi Pemerintah Tindakan sosial yang dilakukan oleh jajaran TNI di Kupang tersebut mendapat apresiasi yang luar biasa oleh Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang.
Wali Kota Kupang Jonas Salean yang turut hadir dalam aksi menanam 1.000 bibit pohon magrove tersebut mengapresiasi kegiatan TNI untuk mencegah abrasi pesisir ibu kota Nusa Tenggara Timur itu.
“Di Kupang, abrasinya tinggi sekali apalagi saat musim angin barat, sehingga kalau tidak segera dicegah dengan menanam mangrove a akan berbahaya bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir pantai ini,” katanya.
Menurut dia, kegiatan yang dilakukan oleh TNI AD, AL dan AU patut dicontoh oleh semua masyarakat untuk ikut melestarikan lingkungan hidup.
Salean menjelaskan, beberapa tahun yang lalu juga pemerintah kotai telah menanam pohon mangrove untuk menjaga serta mencegah terjadinya abrasi laut, namun dalam perjalanan selalu dirusakkan oleh masyarakat sekitar.
Kesadaran masyarakat di Kupang atas manfaat dari hutan mangrove harus diakui belum benar-benar disadari. Sebagian dari mereka masih ada yang menebang pohonnya lalu kemudian digunakan untuk kayu bakar sehingga banyak pohon-pohon mangrove mati.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar turut menjaga dan merawat mangrove yang dirintis oleh TNI itu. Siapapun yang merusak, akan diberikan sanksi.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Linkungan Hidup Daerah (BLHD) NTT Frederik Tielman. Menurut dia, penanaman mangrove merupakan tindakan terpuji yang dilakukan oleh TNI.
“Masyarakat di sekitar wilayah ini diharapkan ikut aktif memeliharanya dengan cara tidak menebang atau merusak bibit mangrove yang baru ditanam,” tuturnya.
Semua pihak khususnya masyarakat diharapkan turut mendukung upaya TNI yang begitu peduli dengan menjaga ekosistem laut.
Karena disadari atau tidak, TNI kini turut menjadi garda terdepan dalam mengajak dan menunjukkan kepada masyarakat soal bagaimana menjaga laut agar tidak rusak sehingga dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.
(KORNELIS KAHA/ANT)