
BANGKALAN, koranmadura.com – Setelah diketahui banyak proyek di wilayah Kabupaten Bangkalan, Madura, asal-asalan, DPRD setempat baru berencana melakukan pengawasan ketat terhadap sejumlah proyek tersebut. Pengerjaan proyek-proyek itu hanya dilakukan sebatas keindahan, bukan berdasarkan segi manfaat yang lebih penting. Hal itu bisa ditemukan dalam dua proyek besar, pembangunan Taman Paseban dan rehabilitasi saluran drainase. Kedua proyek tersebut dinilai belum matang dalam perencanaannya.
Pembangunan Taman Paseban menjadi wewenang Badan Lingkungan Hidup yang bermasalah sejak awal penganggarannya. Sebab perubahan anggaran Rp 4,5 menjadi 5,9 miliar tanpa sepengetahuan dewan. Kesalahan perencanaan bisa ditemukan dalam rehabilitasi pagar pada tahun 2013. Kemudian tahun 2014 pekerjaan revitalisasi menghabiskan anggaran Rp 1,5 miliar. Pada tahun ini, kembali direhab dengan anggaran Rp 5,9 miliar.
“Memang terkesan buang anggaran. Di sini soal perencanaannya yang belum matang. Proyek itu salah satu proyek yang sangat besar pada tahun ini,” kata Ketua Komisi C DPRD Bangkalan, Suyitno.
Dia mengungkapkan, proses perencanaannya tidak matang karena tidak disiapkan secara serius. Hal itu akan menjadi perhatian khusus. Dalam proses pembahasan ke depannya menjadi pelajaran baik di Banggar ataupun Komisi.
“Sudah direhab tahun lalu, sekarang dibongkar lagi. Proses perencanaan tidak dipersiapkan serius,” ungkapnya.
Selain itu, dalam proyek revitalisasi saluran drainase perencanaan juga tidak maksimal. Sebab, perbaikan dilakukan hanya menyangkut keindahannya. Bukan segi manfaat keberadaan proyek drainase. Pasalnya, dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB)-nya tidak dilakukan pengerukan. Padahal pengerukan saluran lebih penting dibandingkan hanya merevitalisasi keindahan luar saluran drainase.
Dalam perbaikan saluran drainase, ada tiga titik kegiatan yang menjadi pemantauan DPRD Bangkalan. Pertama di jalan KH Moh Kholil dengan besaran anggaran Rp 1,3 miliar. Kemudian Jalan Teuku Umar, nilai anggarannya Rp 600 juta. Terakhir Jalan Soekarno Hatta dengan total anggaran paling besar Rp 2,4 miliar. Kegiatan rehabilitasi saluran drainase dan Taman Paseban ditarget selasai sampai Desember.
“Dalam RAB-nya gak ada pengerukan. Kok bisa gak ada itu menjadi persoalan. Sebenarnya, yang paling penting menyangkut pengerukannya. Proyek yang dikerjakan sekarang, bagian luarnya ditinggikan, kemudian direhab” jelasnya.
Menurutnya, proyek tersebut hanya menonjolkan segi estetikanya, sedangkan dampak banjirnya tidak dilihat. Bisa saja terjadi pendangkalan saluran. Seharusnya, proyek itu dikeruk terlebih dahulu, baru kemudian keindahannya diperhitungkan. Semuanya menyangkut perencanaan awal yang kurang matang.
Sementara itu, Anggota Komisi C Musawwir menambahkan, perencanaan dalam pengerjaan proyek perbaikan trotoar di sepanjang jalan KH Moh Kholil, Jalan Teuku Umar dan Jalan Soekarno Hatta tidak serius. Perencanaan proyek tersebut kurang maksimal. Secara fisik bentuk trotoar terlalu tinggi. Jika dibandingkan dengan pintu mobil saat dibuka, bisa menyebabkan pintu tersebut menghantam trotoar jalan. Itu yang menyebabkan mobil parkir ke tengah jalan.
“Intinya dalam perencanaan proyek ke depan akan menjadi pengawasan yang utama,” imbuhnya.
(MOH RIDWAN/RAH)