
Pada sebuah pengantar, Sapardi Djoko Damono mengutarakan pertanyaan, “Apa gerangan yang dibayangkan penyair ketika ia menulis sajak?” maka dengan pertanyaan itu, seusai saya membaca puisi-puisi M Aan Mansyur dalam buku Melihat Api Bekerja, saya menyimpulkan bahwa Aan memiliki ketajaman intuisi diri dan kepekaan yang kuat pada gerak kehidupan di sekitarnya. Kedua hal tersebutlah yang seolah menjadi sensitifitas diri untuk menciptakan puisi, dan sebagai ciri khasnya, Aan menyampaikannya dengan bahasa naratif yang lugas.
Di dalam buku Melihat Api Bekerja, terdapat 54 puisi. Kebanyakan di antara puisinya bertema kehidupan urban, dan Aan memberikan sentuhan sunyi ke dalam tema tersebut dengan cara pandang yang “lain”. Bekerja sama dengan seniman Muhammad Taufiq (emte), buku tersebut dilengkapi ilustrasi berwarna sephia yang menambah apik penampilan, juga membuat impressi sunyi dalam setiap puisi di dalamnya terasa lebih kentara.
Sebagai bukti dari sensitifitas Aan sebagaimana ia memandang realitas urban di sekitarnya, lewat “aku” lirik, ia mengutarakan gejolak jiwa maupun pandangannya dengan naratif seperti pada penggalan puisi Jendela Perpustakaan di bawah ini:
Orang-orang pulang dengan pikiran-pikiran lama di kepala. Lampu-lampu dipadamkan dengan alasan penghematan. Buku-buku tidak bisa membaca diri mereka/sendiri. Malam akan datang dan kesunyian menyusun dirinya kembali.
….
Di jalan menuju rumah aku ingin memikirkan semua bunyi-bunyian—bahkan yang paling jauh—dan tidak ingin mengerti apa-apa. Di rumah hanya ingin kurenungkan diriku dan seluruh yang tidak ingin kulupakan. Jika mimpi datang, aku ingin jadi jendela yang luas untuk langit, buku-buku, dan kau. (Penggalan puisi Jendela Perpustakaan, halaman 64)
Urbanitas yang diusung oleh Aan adalah sebuah “teror” yang umumnya tidak disadari oleh orang-orang berada di dalam narasinya. Lewat “aku” lirik, Aan menyampaikan itu sekaligus diselingi dengan pesan, kesan, kritik dan penilaian, sekaligus harapan di tengah kesunyian. Dengan begitulah, “api yang bekerja” dapat terlihat.
Bagi Anda yang menyukai puisi, Melihat Api Bekerja adalah rekomendasi yang tepat untuk mengisi rak buku. Saya telah jatuh cinta dengan buku ini sejak pertama kali membukanya. [*]
Oleh: Agung Yuli TH
Pegiat sastra dari Komunitas Sanggar Sastra Tuban.