
BANGKALAN, koranmadura.com – Ratusan orang yang mengatasnamakan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) menggelar demonstrasi di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, Bangkalan, karena Direktur Rumah Sakit Umum Daerah tersebut dinilai sering melakukan diskriminasi terhadap pasien miskin. Para demonstran merasa sangat tidak puas dengan pelayanan petugas rumah sakit tersebut.
Oleh karena itu, mereka menuntut Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan, drg Yusro meletakkan jabatannya. Kinerja yang dilakukan selama menjabat tidak membuat perubahan pelayanan lebih baik. Bahkan banyak masyarakat menjadi korban pelayanan RSUD Syamrabu. Itulah sebabnya, DKR juga menuntut perbaikan kinerja para stafnya, perawat, dokter, bidan, dan bagian keamanan.
Saat ini rumah sakit tersebut telah dilakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan Pemkab Bangkalan untuk memperbaiki fasilitas. Pembangunan tersebut menelan biaya kurang lebih Rp 90 miliar yang dipinjamkan kepada Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Namun sampai saat ini kemegahan yang digadang-gadang akan menjadi Rumah Sakit Rujukan se-Pulau Madura itu disinyalir lemah di bidang pelayanan.
Berdasarkan dari survei Indeks Pelayanan Kesehatan Masyarakat (IPKM), RSUD Syamrabu Bangkalan sangat buruk dari segi pelayanan. Tepatnya terburuk nomor 3, di antara 38 RSUD di Jawa Timur.
“IPKM RSUD Syamrabu Bangkalan sangat buruk, tepatnya terburuk nomor 3 dari 38 RSUD di Jatim,” kata Ketua DKR Bangkalan, Muhyi, Kamis (5/11).
Menurut Muhyi, drg Yusro yang sudah 5 tahun bertugas sebagai direktur RSUD Bangkalan telah gagal melaksanakan tugasnya, apalagi sifatnya dinilai sangat arogan. Demonstran juga mengeluhkan banyaknya pungli dan dokter-dokter pensiunan yang sudah tidak layak menangani pasien. Bahkan mereka menuding Kepala Rumah Sakit melakukan pembiaran, sehingga banyak masyarakat miskin tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
“Sudah waktunya drg Yusro lengser dari jabatannya, karena sudah tidak becus lagi sebagai direktur rumah sakit. Semenjak dipegang dia, pelayanan rumah sakit tambah tidak karuan, bahkan pungli di mana-mana,” tudingnya.
Selain itu, orator lainnya, Ardiansyah mengaku pihaknya selaku mitra sudah sering memberikan masukan kepada Kepala RSUD Syamrabu, tapi sampai saat ini tidak ada perbaikan sama sekali terhadap keluhan yang disampaikan masyarakat. Justru direktur RSUD meremehkan dan sudah kebal masukan.
Seharusnya Pemkab Bangkalan melakukan reformasi birokrasi di RSUD Syamrabu. Hal itu bertujuan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat Bangkalan yang sampai saat ini masih jauh dari harapan.
“Reformasi birokrasi RSUD Bangkalan harus secepatnya dilakukan oleh Bupati, karena rakyat miskin sudah diskriminasikan oleh RSUD, padahal sudah berapa miliar uang rakyat miskin masuk ke RSUD ini,” ungkapnya.
Sangat disayangkan Yusro tidak mau menemui massa, padahal menurut demonstran, direktur rumah sakit berada di kantornya. Massa Demonstran pun merasa kecewa karena tidak ditemui langsung oleh Direktur Rumah Sakit setempat. Alasannya, pada saat itu direktur sedang dinas luar. Wakil Direktur (wadir) Yunus Santoso yang menemui massa menyatakan, siap menampung semua aspirasi dari DKR. Aspirasi tersebut akan disampaikan kepada Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan.
“Mohon maaf ibu Direktur Rumah Sakit lagi dinas luar, tapi jangan khawatir, tuntutan Saudara akan saya sampaikan,” paparnya.
(KMM/ORI/RAH)