PROBOLINGGO, koranmadura.com – Sepinya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Gunung Bromo, berdampak ribuan kamar hotel tak berpenghuni alias kosong melompong. Kondisi ini sangat memrpihatinkan, mengingat Gunung Bromo sebagai daerah tujuan wisata.
“Selama dua bulan terakhir, para pelaku usaha hotel sedikit mengeluh. Sebab kunjungan wisatawan mengalami penurunan sejak bulan Oktober sampai dengan November,” terang Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Probolinggo, Digdoyo, kepada wartawan, Minggu (1/11).
Menurutnya, menurunnya pendapatan para pemilik usaha dibidang jasa penginapan hotel sangat di rasakan. Sebab, para turis yang menggunakan fasilitas hotel cenderung sangat minim dibandingkan dengan bulan Agustus kemarin.
“Bulan Agustus kemarin, banyak wisatawan asing yang melakukan kunjungan wisata ke Gunung Bromo,” tandas Digdoyo.
Digdoyo menambahkan, untuk bulan November bisa dipastikan ada wisatawan yang datang. Namun, jumlahnya tak seramai pada tiga bulan kemarin. Sehingga lokasi hotel cenderung sepi karena pengujung Gunung Bromo banyak yang tidak datang.“Banyak kamar hotel yang sudah tersedia tidfak terpakai,”ucapnya.
Selain itu, kawasan Gunung Bromo tidak seperti di pulau Bali. Wisata Gunung Bromo hanya menjual keindahan alamnya. Berbeda dengan wisata yang ada di Pulau Dewata yang sepajang tahun kunjungan wisata tidak mengenal bulan akan tetap ramai dikunjungi.
“Pulau Dewata Bali sangat kental dengan wisata seni yang masih eksis dipertahankan oleh masyarakat disana. Kesenian menjadi bahan pembelajaran para turis untuk datang,” terang Digdoyo.
Tak hanya itu, Digdoyo, mengaku keramaian wisatawan ke Gunug Bromo biasanya akan mulai dirasakan oleh pelaku hotel ketika sudah menjelang pergantian tahun baru. Sebab banyak wisatawan baik lokal maupun mencanegara yang berkunjung kesana.
“Tidak jarang tenaga hotel yang dinilai belum dibutuhkan terpaksa harus diliburkan akibat sepinya wisatawan yang berkunjung,”tuturnya.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)