SUMENEP-Kamis siang (3/12) Ahmad Fauzi, berkunjung ke kediaman Kiai Masyhurat bersama MH. Said Abdullah di Kecamatan Lenteng. Dalam kunjungannya ini, Fauzi mengaku senang sebab Kiai Kharismatik ini mau mendoakannya, bahkan sebelum ia dipersilahkan duduk.
“Begitu saya masuk dan bersalaman, Beliau langsung mengangkat dan mendoakan saya. Padahal dipersilahkan untuk duduk pun belum,” ujar Fauzi yang ditemui langsung oleh Kiai Masyhurat di dalam kamar pribadinya.
Selain mendoakan Fauzi, kiai kharismatik ini juga berkeluh kesah tentang adanya beberapa oknum pemerintah yang menurutnya kurang layak dilakukan seorang pengayom masyarakat.
“Bagi saya, Beliau seperti ingin mengatakan secara tidak langsung bahwa menjadi pemimpin itu harus hati-hati, sebab bisa jadi kita berbuat baik namun anak buah kita kurang ajar. Jadi ini peringatan buat saya agar waspada dan berhati-hati,” terang Fauzi ditemui setelah acara silaturrahim itu usai.
Kiayi Masyhurat mengaku sangat hati-hati menjatuhkan pilihan dan dukungannya terhadap pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Kabupaten Sumenep 9 Desember nanti. Menurutnya hingga saat ini belum ada satu calon pun yang 100 persen benar-benar ingin ia dukung.
“Wallahi wannabi, hingga saat ini saya belum 100 persen mendukung siapa pun. Saya mungkin baru akan menentukan dukungan dan pilihan saya nanti antara tanggal 6 sampai 8 nanti,” tegasnya di depan Ahmad Fauzi dan MH. Said Abdullah.
Dimintai tanggapan tentang pernyataan Kiai Masyhurat tersebut, Said hanya menjawab bahwa ia datang semata-mata untuk silaturrahim dan memohon doa. “Beliau ini sesepuh dan tokoh agama di Kabupaten Sumenep. Saya merasa berkewajiban untuk meminta doa Beliau. Sebab memang begitulah sejak dahulu kita dididik. Harus hormat kepada yang lebih tua, lebih-lebih kepada guru,” terang Said.
Menurut Said, bertemu dan mendapatkan doanya adalah hal penting. Sebab keridhoan dan doa para ulama atau sesepuh akan sangat berarti buat perjalanan hidup seseorang. “Tanpa restu dan doa sesepuh, mau jadi apa kita ini,” sambung Said.
Saat ini, Kiai Masyhurat rupanya sudah tidak sebugar dahulu. Di sekitar tempat tidurnya terlihat tabung-tabung oksigen dan beberapa alat kesehatan. Suaranya pun tidak begitu jelas terdengar saat berbincang. Selain itu sebagian besar rambutnya sudah memutih.
Sebelum acara silaturrahim ini berakhir, Kiai Masyhurat kembali mendoakan Fauzi dan Juga Said. Mareka pun langsung mengangkat kedua tangan dan menunduk dengan begitu khusknya. Dan kemudian tibalah saatnya pamit.
“Saya mohon pamit Aba… semoga selalu sehat dan panjang umur. Doakan kamu juga selalu, semoga kami sehat dan senantiasa di jalan yang benar,” pinta Said sembari disambut ucapan Amin Kiai Masyhurat. (sym)