
SUMENEP, koranmadura.com– “Lonceng perubahan itu sudah lama berdentang. Namun, perempuan serasa masih berada jauh di atas laki-laki. Padahal dalam UU itu, perempuan memiliki porsi yang sama dengan laki-laki. Menjadi pelopor, pemimpin dan menginspirasi bagi negeri. Dengan adanya kran itu, memang sudah sepantasnya, perempuan-perempuan menjadi pelopor perubahan bagi masyarakat, bangsa dan Negara,”.
Begitulah kata Wakil Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Sumenep, Nia Kurnia dalam sambutannya pada pembukaan Seminar Regional dan Sekolah Kader Kopri (SKK) Korp PC PMII Putri (Kopri) Zona Madura di aula SKB Batuan, Jum’at (4/3).
Menurut Nia, sudah saatnya perempuan tidak lagi berkutat pada 3D, yaitu didapur, disumur dan dikasur. “Perempuan harus cerdas, unggul, dan menginspirasi,” imbuhnya.

Ada tiga hal menurut isteri Wabup Fauzi tersebut yang perlu ditingkatkan untuk para kaum perempuan Madura. Pertama, yaitu meningkatkan partisipasi perempuan di ruang publik. Menurut amatan Nia, masih sangat sedikit sekali perempuan yang berani unjuk diri di ruang publik. Sebut misalnya, jumlah kursi perempuan di DPRD, hanya ada 3 kursi untuk Kabupaten Sumenep, dua untuk Pamekasan, dan satu kursi di Sampang, di Bangkalan malah belum ada perempuan yang ikut dalam jajaran pemerintahan DPRD khususnya. “Ada yang dari Bangkalan ya,” tanya Nia sembari senyum yang disambut tepuk tangan oleh ratusan kader kader PMII Putri Se-Madura tersebut.
Padahal sudah sejak lama, lanjut Nia era perempuan untuk berani memimpin sudah dimulai, mulai sejak zaman Cut Nyak Dien, R.A Kartini hingga era Megawati, mereka adalah contoh perempuan yang berani berkiprah dalam ruang publik. Sudah bukan saatnya lagi perempuan hanya berada pada wilayah domestik atau dapur saja. “Perempuan Madura itu hebat, jangan sampai kehilangan identitas, yang telah melekat pada perempuan Madura” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Nia, yaitu perlunya rekonstruksi pola pikir perempuan, khususnya dalam bidangpendidikan. Para perempuan harus sadar bahwa pendidikan bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan suatu investasi untuk para penerus bangsa. “Kita tahu bahwa pendidikan seorang anak dimulai sejak berada dalam rahim ibunya, yang tidak lain adalah seorang perempuan. Oleh sebab itu, perempuan yang cerdas akan melahirkan para penerus yang juga cerdas,” tegasnya.
Selain itu, hal juga tak lupa perempuan lakukan adalah meningkatkan skil perempuan agar semain bebas bergerak. Sudah tegas tercantum dalam undang-undang bahwa para perempuan juga memiliki porsi yang sama dalam negaranya, entah itu dalam kancah politik dan banyak hal lagi. “So, sudah saatnya para perempuan bisa berdiri di kakinya sendiri. Terlebih lagi para perempuan Madura yang memang terkenal dengan para perempuan yang tangguh,” lanjutnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, PKK mengaku sangat mengapresiasi dengan kegiatan PC Kopri PMII yang melakukan pemberdayaan terhadap kader-kadernya. “Kegiatan ini sangat positif untuk melahirkan perempuan-perempuan unggul. Sehingga menatap Sumenep ke depan, kita tidak krisis generasi. Siapa tahu pemimpin Sumenep di masa mendatang adalah perempuan,” pungkasnya sembari disambut tersenyum.
Mewakili Ketua PKK, Nurfitriana Busyro, Nia memohon maaf dan juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga. “Maaf karena Ibu Fitri tidak bisa datang, karena ada acara. Dan terimakasih karena Kopri telah ikut membantu ikut memikul beban PKK dalam melakukan pemberdayaan terhadap kaum perempuan. Semoga dengan adanya SKK, lahir RA Kartini baru di republik ini,” ungkapnya. (SOE)