Keluarga di mana pun, dalam masyarakat atau negara manapun selalu menempati urutan pertama dalam menjalani kehidupan. Sehingga keberadaan keluarga dengan sendirinya menjadi unit terpenting dalam kehidupan sosial manusia.
Suatu masyarakat bisa tumbuh dan lahir berasal dari unit keluarga yang semakin banyak dan membesar. Begitu negara, terdiri dari keluarga-keluarga yang berhimpun dalam satu-kesatuan yang kemudian membentuk yang namanya negara (nation).
Pada tahap ini, keberadaan keluarga sesungguhnya memiliki peranan penting dalam membangun masa depan pendidikan masyarakat maupun bangsa. Ini berarti bahwa, keluarga yang sukses dan berhasil menata pendidikan anggotanya, secara perlahan namun pasti akan berhasil menata pendidikan bangsa. Sebaliknya, keluarga yang gagal menata pendidikan anggotanya, akan menjadi sumbangsih terbesar dalam memberi kegagalan pembangunan pendidikan nasional bangsa dan negara.
Sehingga menjadi relevan jika ada kalangan yang menyebut bahwa keluarga merupakan unit terkecil, sekaligus menjadi garda terdepan dalam membangun pendidikan nasional bangsa dan negara. Maknanya adalah, untuk membangun pendidikan bangsa yang berhasil, harus memperhatikan pendidikan di keluarga.
Di dalam keluarga itu ada perempuan yang biasa dipanggil ibu. Ibu secara langsung bertindak dan melaksanakan fungsi sebagai manager yang mengendalikan seluruh hal kerumah tanggaan termasuk dalam pendidikan anak-anak. Banyak orang besar dan sukses karena ibunya yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap pendidikan anak-anaknya. Salah satu buktinya adalah Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar. Ia dibesarkan bahkan dididik langsung oleh keluarga, khususnya sang ibu yang bernama Nancy Matthews Edison.
Di sekolah, Thomas Alfa Edison dianggap anak yang bodoh/ idiot oleh gurunya. Hal itu membuat Nancy, ibu Thomas meyakinkan anaknya bahwa ia adalah anak yang cerdas dan memintanya untuk tidak memikirkan perkataan guru. Nancy pun mengeluarkan Thomas Alfa Edison dari sekolah dan memutuskan untuk mendidiknya seorang diri.
Thomas Alfa Edison hanya bersekolah di sekolah formal selama tiga bulan. Dalam pengasuhan Nancy, ia diberikan mata pelajaran dasar yang biasa diberikan di sekolah, yakni membaca, menulis, dan berhitung. Nancy tidak hanya mengisinya dengan mata pelajaran, tetapi juga membentuk karakter, rasa percaya.
Nancy Matthews Edison adalah seorang ibu yang memiliki tekad luar biasa untuk mencerdaskan anaknya. Dengan sifat kasih sayang, pengertian, dedikasi, dan ketekunannya, ia berhasil membesarkan seorang ilmuwan yang sangat berjasa bagi dunia.
Tidak semua orang tua memiliki kemampuan yang sama seperti Nancy ibu Thomas. Tidak semua orang tua pula memiliki keahlian yang sama untuk mendidik anak-anak seperti Nancy. Itu sudah pasti. Namun semua orang tua bisa memiliki komitmen yang sama untuk peduli dan perhatian terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Satu hal penting mengapa pendidikan orang tua, terutama ibu menjadi faktor utama keberhasilan pendidikan anak, ialah faktor ketulusan. Ibu yang baik mendidik anaknya penuh ketulusan dan keihklasan untuk membesarkan anaknya menjadi anak yang baik, berbakti bagi masyarakat, negara dan keluarga.
Sebagaimana kata pepatah, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Para ibu mendidik anak-anaknya tidak pernah memiliki perasaaan atau pikiran jika anaknya besar dan sukses ia akan dibayar oleh anaknya, dibalas jasanya karena telah berhasil membesarkan anak-anaknya menjadi orang sukses.
Namun para ibu sudah sangat bahagia dan senang saat melihat anak-anak mereka tumbuh menjadi orang dewasa dan bisa menjadi, bahkan sukses melampaui capaian yang selama ini telah diraih ibu sebagai orang tua. Tidak pernah ada ibu yang berupaya membatasi atau menjegal karir anaknya, hanya karena anaknya akan bisa menjadi lebih sukses dari dirinya.
Ketulusan dari ibu itulah yang menjadi faktor terpenting dalam kesuksesan dan keberhasilan mendidik anak-anak di masa mendatang. Ibu rela melapangkan dadanya untuk menampung semua persoalan yang dimiliki anak. Ia menjadi tempat berkeluh-kesah anak-anak saat mereka mendapati suasana yang tidak nyaman dan menyesakkan dada.
Ibu yang selalu menyediakan pundaknya untk dijadikan sandaran oleh anaknya, di saat anak membutuhkan tempat menopang kehidupan yang semakin keras. Usapan kepala ibu menjadi penyejuk hati anak-anak yang sering gersang karena kerasnya lingkungan hidup terutama di kota-kota besar. Ciuman ibu di kenang anaknya menjadi oase di tengah sahara padang pasir yang tidak bertepi.
Maknanya adalah, seorang ini memang tidak harus mengajari anak-anaknya mata pelajaran di sekolah, karena tidak semua ibu memiliki kemampuan seperti itu. Kalaupun ada kemampuan, belum tentu ia memiliki waktu untuk melakukan itu, karena waktu yang dimiliki tersita untuk tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
Namun jauh lebih bermakna dari sekadar itu. Seorang ibu mengajarkan anaknya secara langsung, bagaimana menjadi orang yang berkarakter, penuh kasih dan orang memiliki prinsip hidup. Sehingga anak-anak yang dibesarkan oleh ibu seperti itu akan tumbuh dewasa menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan memiliki kematangan, sehingga dapat berhasil menghadapi tantangan zaman.
Sebaliknya ibu yang tidak peduli, cuek terhadap kondisi anak-anaknya akan melahirkan anak-anak yang tidak tanggap terhadap persoalan yang dihadapi, tidak mawas diri dalam menghadapi kehidupan. Sehingga ia mudah terjebak pada pergaulan bebas yang akan menghancurkan pada depannya.
Rusaknya masa depan anak-anak dan generasi muda, berasal dari kurangnya kepedulian dan perhatian ibu kepada apa dialami oleh anak-anak. Sehingga anak-anak mencari perhatian dari orang lain di luar rumah. Apakah itu teman sekolah, teman bergaul, atau pihak lain yang dirasakan bisa memberi perhatian kepada mereka. [*]
Oleh: Hidayaturrahman
Penulis. Tinggal di Kabupaten Sumenep Madura