PROBOLINGGO | koranmadura.com – Berbagai cara dilakukan agar pelajar disiplin dan tidak bolos sekolah. Pamit pergi sekolah, kenyataannya tidak masuk alias bolos. Kebetulan, Satpol PP Kota Probolinggo, saat itu melakukan razia khusus pelajar yang diketahui bolos sekolah.
Sebanyak sembilan pelajar SMA, di Kota Probolinggo, terjaring razia. Kesembilannya ditangkap saat bersantai dan berpacaran, tepatnya di jalan Semeru, jalan Maramis dan Taman Manula, di jalan Soekarno Hatta.
Saat penggrebekan, delapan pelajar yang lima di antaranya adalah pelajar putri, tidak berkutik saat petugas menangkapnya. Beberapa di antara mereka sempat kabur, namun karena sudah dikepung, mereka akhirnya pasrah.
“Saya tidak bolos pak, saya sudah pulang, karena tadi di sekolah sudah tidak ada pelajaran,” ujar salah satu pelajar ini ketakutan, saat ditanya petugas Satpol PP.
Namun, saat petugas menghubungi pihak sekolah masing-masing, kepala sekolah mengatakan jika anak-anak yang saat itu terjaring razia tidak masuk sekolah sejak pagi.
Mendengar hal itu, akhrinya para siswa hanya pasrah saat diangkut ke mobil truk Satpol PP. Saat petugas menggeledah tas yang dibawa oleh para pejalar itu, petugas menemukan sepatu di dalam tasnya.
Dengan barang bukti tersebut, petugas kemudian membawa para pelajar ke Mako Satpol PP Kota Probolinggo. Di kantor, para pelajar diberikan hukuman disiplin. Mereka dijemur di bawah terik matahari, dan disuruh melakukan push up, serta membaca Pancasila.
“Kami lakukan hukuman fisik kepada kepada para pelajar ini agar jera, dan tidak mengulanginya. Selain itu, juga untuk menambah pembinaan disiplin kepada mereka,” kata Kepala Satpol PP, melalui Kasi Ops, Abdullah, kepada wartawan, Kamis (14/4).
Abdullah mengatakan, ditangkapnya sembilan pelajar tersebut merupakan hasil laporan dari masyarakat. Di mana dilaporkan, jika para pelajar seringkali bolos dan bersantai di kawasan jalan Semeru, jalan Maramis dan Taman Manula, di jalan Soekarno Hatta.
”Dari pantauan kami, para pelajar yang saat ini ditangkap telah berada di lokasi itu sejak pukul 08.00 WIB. Selain meresahkan masyarakat, razia ini juga sebagai upaya mencegah penyakit masyarakat,”tandasnya.
Pihaknya menambahkan, akan terus melakukan razia kepada para pelajar yang membolos di Kota Probolinggo. Sedangkan kepada sembilan pelajar yang terjaring razia, pihaknya mengaku telah memberikan pembinaan dan meminta untuk menandatangani surat perjanjian.
“Selain itu, mengundang orangtua para pelajar ke mako untuk diberikan pengertian. Selain itu, kami juga melaporkan hal tersebut kepada sekolah masing-masing, agar menjadi perhatian mereka,” papar Abdullah. (M. HISBULLAH HUDA)