BANGKALAN | koranmadura.com – Petani di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, belum tahu program asuransi pertanian yang digagas Kementerian Pertanian. “Seperti apa programnya, Pak,” kata Hasan, Petani di Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Minggu (17/4).
Hasan mengatakan petani di desanya belum pernah mendapat sosialisasi tentang asuransi. Setelah dijelaskan sedikit oleh wartawan bahwa bila gagal panen, peserta asuransi bakal mendapat ganti Rp 6 juta per hektare, Hasan mengaku tertarik ikut asuransi. “Lahan saya tidak sampai satu hektare, bisa ikut asuransi gak?” Dia balik bertanya.
Tidak hanya petani, Sekretaris Komisi Bidang Pertanian DPRD Bangkalan Imron Rosadi juga mengaku belum tahu tentang program tersebut. “Baru dengar dari media,” kata dia.
Menurut Imron, mestinya Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan mensosialisasikan program asuransi itu ke DPRD, agar anggota dewan bisa ikut mensosialisasikan langsung kepada petani. “Sekaligus kami mengkaji, program itu berdampak bagus atau tidak kepada petani,” ujar dia.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Abdullah Fanani menjelaskan program asuransi itu dikhususkan untuk tanaman padi. Petani yang terdaftar nantinya akan dimintai membayar premi sebesar Rp 36 ribu. “Bayarnya hanya sekali, setiap awal musim tanam,” kata dia.
Bila ternyata padi yang diasuransikan di kemudian hari mengalami gagal panen akibat banjir, kekeringan, atau hama penyakit, petani peserta asuransi akan mendapat ganti sebesar Rp 6 juta per hektare. Menurut Fanani, setiap laporan gagal panen, nantinya akan dikroscek langsung oleh tim gabungan dari mantri tani di tiap desa serta Petugas Pemantau Hama Penyakit di Kecamatan. “Mereka inilah yang menentukan, lahan yang puso dapat ganti rugi atau tidak,” kata dia.
Kepala Bidang Produksi Pertanian, Dispertanak Bangkalan Geger Heri Susianto mengakui program ini belum tersosialisasi dengan baik ke petani. Ketika ditanya petani harus mendaftar kepada siapa? Heri mengatakan petani mendaftar langsung ke perusahaan asuransi bukan ke Dinas Pertanian. “Perusahaannya apa saya belum tahu,” kata dia.
Seorang kepala seksi di Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan mengatakan program asuransi pertanian diibaratkan jauh panggang dari api. Kata dia, program itu belum siap dilaksanakan. “Pusat sampai sekarang belum membuat petunjuk teknis soal asuransi itu,” ungkap dia. (ALMUSTAFA/RAH)