SUMENEP | koranmadura.com – Pendistribusian bantuan beras untuk masyarakat miskin (raskin) di Kabupaten Sumenep sepertinya akan seperti tahun lalu: amburadul. Indikasi akan terjadi penumpukan raskin mulai tampak sejak awal tahun 2016.
Kepala Bagian Perekonomian Setkab Sumenep, Mohammad Hanafi mengungkapkan, sejauh ini kepala desa yang melakukan penebusan raskin bervariasi. Ada yang baru satu bulan, dua bulan dan ada yang setiap bulan, sehingga mencapai tiga bulan.
Hanya saja, tak semua kepala desa melakukan penebusan. Sehingga, selama tiga bulan pertama, terhitung sejak Januari hingga Maret, raskin yang terdistribusi dari gudang Bulog diprediksi baru mencapai sekitar 15 persen.
“Terakhir, yang kita terima laporannya dari Bulog, sejak Januari sampai Februari baru 7 persen. Tapi Maret sudah ada peningkatan. Mungkin saat ini sudah 15 persen,” kata Hanafi. Sistem penebusannya, menurut dia tetap menggunakan cas and carry.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya penebusan raskin di awal tahun ialah belum cairnya raskin ke-13 dan 14 tahun 2015 lalu sampai sekarang kepada sejumlah desa. Sehingga, kepala desa terdampak mengalami masalah di persoalan modal. Mengingat modal yang semestinya digunakan kepala desa untuk menebus raskin 2016 sudah terlanjur disetorkan kepada Bulog.
Pemkab sendiri, sambungnya, sudah berulang kali berkirim surat kepada tim raskin pusat, termasuk Bulog RI dan Kemensos, menanyakan kejelasan pencairan raskin 2015 yang belum cair. Namun sampai saat ini belum ada respons.
Sehingga, untuk berkirim surat lagi Pemkab saat ini sudah ‘sungkan’. Karena yang mestinya proaktif dalam hal ini adalah Bulog. “Tapi kalau dalam bulan ini (April) tetap belum ada kepastian, bulan depan mungkin kita akan kirimkan surat lagi,” tukasnya.
Pihaknya berharap, khususnya kepada kepala desa terdampak agar tetap melakukan penebusan. Sehingga tak sampai memberatkan dirinya jika sudah kadung menumpuk. “Kalau tidak ditebus, yang akan dirugikan adalah masyarakat,” pungkasnya.
Kepala Gudang Bulog, Kalianget, Ainul Fatah mengatakan, ketersediaan stok beras tahun ini diklaim tidak akan terjadi masalah. Pihaknya berharap penebusan raskin oleh kepala desa dilakukan secara rutin. “Agar tidak sampai terjadi seperti tahun lalu,” harapnya.
Untuk diketahui, pagu raskin 2016 di Kabupaten Sumenep tak mengalami perubahan dari tahun 2015, yaitu 1.745.670 kg per bulan. Dengan jumlah penerima manfaat raskin sebanyak 116.378 rumah tangga sasaran (RTS) yang tersebar di 27 kecamatan. (FATHOL ALIF/MK)