PAMEKASAN | koranmadura.com – Banyak cara dilakukan orang untuk memperotes pemerintah. Warga Desa/Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura, misalnya, menanam pohon di tengah jalan di desa tersebut, karena sepanjang jalur jalan tersebut sudah rusak parah namun tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah.
Infrastruktur jalan itu salah satu akses warga sekitar menuju pasar Pakong. Jaraknya kurang lebih satu kilo meter dari pasar tersebut. Akibatnya, aktivitas sehari-hari warga mulai terganggu dan sangat tidak lancar seperti biasanya.
Aksi tanam pohon tersebut sudah dilakukan sejak dua hari yang lalu. Warga sekitar terpaksa melakakukannya karena kondisi jalan rusak parah, becek, berlubang, dan di beberapa tempat batu-batunya nya bertaburan. Akibatnya, seringkali pengguna jalan tersebut jatuh sehingga harus dilarikan ke Puskesmas setempat.
Kepada Koran Madura, warga sekitar berinisial M mengatakan, sejak awal 2015, jalan di daerahnya belum mendapatkan perhatian serius oleh Pemkab. Bahkan cenderung dibiarkan begitu saja tanpa ada perbaikan.
Salah satu cara agar jalan di wilayah mereka segera diperbaiki, warga sekitar kompak melakukan aksi tanam pohon pisang di salah satu kubangan air di badan jalur jalan tersebut. “Warga di sini sengaja masih tanam satu pohon, karena kasihan kepada pengguna jalan lainnya,” kata perempuan berjilbab itu saat dikonfirmasi.
Tidak menutup kemungkinan, jumlah pohon yang akan ditanam di tengah jalan itu akan lebih banyak bila Pemkab setempat tak kunjung merespons protesan warga tahap pertama tersebut. Bahkan warga sekitar mengancam akan melakukan aksi memblokade jalan untuk tahap protes berikutnya. Salah satu alasannya, mereka akan memblokade jalan karena jalan tersebut sering terjadi kecelakaan tunggal, terutama ketika malam hari. Bagi warga daripada membahayakan keselamatan pengguna jalan, lebih baik jalan yang rusak tersebut diblokade saja. “Saat terjadi hujan, pengguna jalan harus ekstra hati-hati, karena jalan yang berlubang tidak terlihat. Jika tidak hati-hati, banyak pengguna jalan terperosok dan terjatuh,” tutur perempuan berusia 30 tahun itu.
Menurut Munib (35), warga sekitar tidak perlu mendatangi kantor Pemkab untuk mengadukan kerusakan jalan. Menurutnya, jika Pemkab memiliki niat baik, tentu kondisi jalan ini sudah diperbaiki. Diunjuk rasa sekalipun, kalau pemerintah tidak memiliki niat memperbaikinya, tetap saja jalur tersebut akan dibiarkan rusak tak tertangani.
“Ini langkah awal warga sekitar. Untuk hari-hati berikutnya, jika tetap tak diperbaiki, bisa jadi nanti jalan ini menjadi lahan pertanian pohon pisang,” kelakarnya.
Aksi protes ini belum ada tanggapan dari pihak Pemkab melalui dinas terkait. Saat dikonfirmasi ke kantor dinasnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Binamarga Pamekasan, Totok Suhartono tidak ada. Bahkan saat Koran Madura konfirmasi via pesan singkat,tak direspons juga. (RIDWAN/RAH)