SAMPANG | koranmadura.com – Tidak semua ruang kelas yang dijadikan tempat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) bisa mendukung kenyamanan para peserta UN. Tiga ruang kelas SMPN 1 Kedungdung yang dijadikan tempat UN bersama dalam kondisi rusak.
Pantauan Koran Madura, tidak hanya gedung sekolah yang memprihatinkan, salah satu ruang kelas SMPN 1 Kedungdung juga dijadikan dua ruangan untuk dua sekolah dengan hanya disekat kain berwarna hijau.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Kedungdung Kusairi mengatakan, sebanyak tiga ruang kelas di SMPN 1 Kedungdung yang dijadikan ruang kelas untuk peserta UN mengalami kerusakan.
“Ada sebanyak 10 lembaga sekolah yang ikut UN di sini atau kurang lebih sebanyak 295 peserta. Dan ada tiga ruangan yang rusak, cuma yang paling parah itu ada satu ruangan yang dijadikan dua rungan yang dipakai oleh SMP Almunawarah dan Al-Intifaq,” paparnya kepada awak media, Selasa (10/5).
Ia menjelaskan, yang mengikuti UN di ruangan yang rusak berjumlah 40 siswa yang terbagi dua ruang yang disekat oleh kain. Ruangan tersebut sebelumnya memang tidak dipakai karena kondisinya rusak, mulai dari atap, genting, pintu, jendela dan temboknya juga dicorat-coret dengan cat dengan tulisan tertentu.
“Ruangan ini sudah lama rusak dan tidak dipakai lagi. Karena kebutuhan dan SMP penggabungnya banyak, maka ruangan ini terpaksa dipakai kembali dengan kondisi seadanya, yang penting para siswa semangat mengikuti ujian,” ujarnya.
Sementara Wakil Bupati Sampang Fadilah Budiono yang sempat memantau pelaksanaan UN di SMPN 1 Kedungdung merasa iba. Menurutnya, kondisi ruangan rusak yang dipakai oleh peserta UN gabungan sudah tidak layak lagi seperti adanya corat-coret tulisan yang dimungkinkan mengganggu kenyamanan peserta UN.
“Memang kondisi ruang kelasnya ini memperihatinkan, karena banyak tulisan-tulisan, tidak ada pembatas temboknya di dalam, pintu dan jendelanya rusak. Tapi kami senang, kurang setengah jam setelah kami lihat ternyata banyak sudah selesai, yang penting mereka tetap semangat. Tapi yang jelas kami akan beritahu ke Disdik,” janjinya.
Terpisah, Kasi Sarana dan Prasarana Disdik Sampang Ach Rojiun mengatakan, saat ini dana alokasi khusus (DAK) tidak ada. Meski demikian pihaknya mengaku akan melakukan peninjauan ke lokasi untuk memastikan kondisi gedung tersebut. Selain itu, dalam perbaikan gedung diakuinya masih menunggu dana dari daerah.
“Kami akan alokasikan kalau memang mendesak. Atau mungkin tahun 2017 bisa jika ada perbaikan. Kalau Cuma kerusakannya tidak begitu parah, kami akan mencari yang lain untuk perbaikan. Karena saat ini dananya sedikit,” jelasnya. (MUHLIS/LUM)