
SUMENEP,KORAN MADURA– Kenang-kenangan dari siswa kelas akhir SDN Pajagalan 1, Sumenep total mencapai Rp 17 juta lebih. Uang tersebut sengaja direncanakan oleh pihak sekolah untuk membeli air conditioner (AC). Namun, penarikan sumbangan dengan dalih kenang-kenangan dari siswa kelas akhir itu diprotes keras oleh salah seorang wali siswa. Bahkan ia mengaku tak setuju dengan kebijakan Kepsek itu. Sebab itu memberatkan bagi orang tua siswa yang tergolong tidak mampu.
Salah seorang wali siswa yang tak setuju sumbangan kenang-kenangan tersebut digunakan untuk membeli AC adalah Januar Herwanto. Bahkan orang tua siswi berinisial SHM ini secara resmi telah mengirimkan surat keberatan kepada pihak sekolah yang ditembuskan kepada Bupati, Dinas Pendidikan serta Komisi IV DPRD Sumenep, Selasa (24/5).
Januar menegaskan, alasan dirinya tak setuju bukan karena tak punya uang untuk membayar sumbangan. Menurut dia, rencana pembelian AC sebagai kenang-kenangan sama sekali tak memiliki dampak signifikan terhadap pendidikan. Kecuali ruang kelas akan menjadi dingin.
Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, menurutnya tak perlu AC. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik. “Jadi untuk apa AC itu? Sementa di Sumenep masih banyak anak-anak tidak bisa sekolah karena terkendala biaya. Kenapa tidak disumbangkan kepada mereka saja?,” tandasnya.
Menurut Januar, sekolah seharusnya mendidik siswanya untuk hidup sederhana. Bukan justru mengenalkan kepada pola kehidupan serba mewah. Sebab hal itu akan berpengaruh kepada pola pikir anak-anak di masa akan datang. Misalnya selalu ingin hidup mewah.
“Ayo lah, Pak. Ajari anak-anak kami hidup sederhana. Jangan dulu perkenalkan mereka kepada hal-hal mewah, seperti AC. Jangan sampai, ketika di rumah anak-anak kami minta dibelikan AC karena sudah terbiasa dimanjakan dengan ruangan ber-AC selama di sekolah,” lanjut Januar dengan nada satire.
Kepala SDN Pajagalan 1, Sunari menjelaskan bahwa rencana pemasangan atau pembelian AC itu sudah merupakan hasil musyawarah antara Sekolah, Komite, serta orang tua siswa-siswi kelas akhir yang dilaksanakan hari Sabtu (12/4) lalu. Terkait hal itu, sudah ada surat edaran yang disampaikan kepada para wali murid.
Sebagaimana dalam surat edaran, musyawarah itu menyepakati dua hal. Pertama pelepasan siswa-siswi kelas akhir SDN Pajagalan 1 ialah berupa Dharma Wisata ke Jatim Park I dan II di Malang. Kesepakatan kedua, kenang-kenangan dari wali murid berupa pemasangan AC dan penambahan daya listrik, dari 2.200 VA menjadi 6.600 VA khusus ruang kelas VI.
Sedikitnya ada tiga unit AC merk Samsung ukuran 1,5 PK akan dibeli untuk dipasang. Per unit dianggarkan Rp 4 juta. Total biaya dibutuhkan Rp 12 juta. Sedangkan untuk penambahan daya listrik, dianggarkan Rp. 4.593.600, kemudian ditambah dengan instalatir dan pembelian 1 roll kabel NYA Rp. 1.240.000. Totalnya, biaya kenang-kenangan mencapai Rp. 17.833.600.
Jumlah wali murid kelas akhir SDN Pajagalan 1 tahun pelajaran 2015-2016 ialah sebanyak 109 orang. Dengan begitu, masing-masing orangtua siswa dikenakan biaya Rp 163.111 yang kemudian dibulatkan menjadi Rp 165.000. Selain itu, para wali murid juga harus membayar biaya Dharma Wisata sebesar Rp. 375.000. ALIF/SOE