Perilaku dari anak-anak yang melakukan perbuatan tercela dan bahkan asusila, akhir-akhir ini kerap diberitakan media massa baik cetak maupun televisi. Anak-anak yang tewas meminum minuman keras yang dioplos, belum lagi maraknya pencabulan dan pemerkosaan yang dilakukan anak-anak di bawah umur dan bahkan ada anak yang berani melawan kepada kedua orangtuanya. Fakta itu menampakkan realitas yang mengancam anak-anak sebagai generasi bangsa Indonesia.
Pendidikan bagi anak sangat diperlukan. Bapak Pendiri Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro pun pernah menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk memajukan bertumbuhnya anak sebagai generasi bangsa, melalui pendidikan budi pekerti yang berhubungan dengan kekuatan batin dan karakter, pikiran dan tubuh bagi anak-anak usia dini. Oleh karena itu, bagian-bagian dari karakter dan budi pekerti, pikiran, tidak dapat dipisahkan, karena semua faktor memiliki keterkaitan dalam memajukan kesempurnaan hidup anak-anak.
Karena itu, peran keluarga menjadi sangat penting dalam pendidikan anak. Keluarga adalah unit terkecil yang sangat dekat dengan anak-anak. Keluarganya lah yang akan menentukkan pendidikan karakter dan mental anak itu menjadi baik atau buruk perilakunnya. Pendidikan bagi anak-anak sangat penting perlu dilakukan penguatan, pembinaan dan bimbingan dari keluarga terutama dari peran orang tua, saudara dan kakak atau adik.
Dalam upaya melakukan penguatan peran keluarga dalam pendidikan, tentunya kepala keluargalah yang menjadi bagian yang sentral dalam mendidik, dan mengajar serta memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Karena itu, setiap kepala keluarga terutama bapak dan ibu, harus bercermin pada Akhlak Rasulullah Nabi Muhammad SAW, dalam mendidik dan mengajarkan pada anak-anak. Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang bagi setiap keluarga.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia” (H.R Baihaqi dan Hakim). Dalam firman Allah swt pun juga telah dijelaskan : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan (Akhlak) yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan Keselamatan di hari kiamart dan banyak menyebut Allah (Al-Ahzab: 21).
Sayyidah Fathimah Az-Zahra, putri dari Rasulullah sangat belajar banyak dari ayahnya yakni Nabi Muhammad yang memiliki Akhlak yang tinggi, baik dalam setiap tindakan beliau dan juga Ibu nya Siti Khadijah yang memiliki sifat suci dan terpuji, sehingga anak-anak diberikan pendidikan dengan memberikan contoh terlebih dahulu dengan perbuatan dan sikap yang halus, santun pada anak-anaknya.
Oleh karena itu, ada beberapa langkah konstruktif dalam upaya melakukan penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak-anak. Pertama, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW terhadap keluarganya dan anak-anaknya adalah mengajak anak-anak masuk memeluk agama Islam kemudian memberikan pendidikan ketauhidan, bahwa Allah itu ada dan sifat 20 Allah. Peran keluarga yang paling utama adalah memberikan penguatan pada anak-anak tentang ajaran tauhid agama Islam ini yang terpenting.
Mengajarkan apa itu Rukun Iman dan Rukun Islam. Ini merupakan fondasi dasar yang harus diperkuat oleh anak-anak kita. Peran Keluarga dalam hal ini ibu-bapak sangat bertanggung jawab penuh atas amanah yang diberikan Allah Swt dengan anak-anak mereka. Peran keluarga dalam memberikan pendidikan penguatan pada pemahaman ketauhidan harus dilakukan secara penuh. Hal ini modal penguatan pada bathin pada anak yang harus ditanamkan sejak dini dan akan berdampak besar bagi perkembangan anak setelah dewasa nanti. Selain itu, peran adik maupun kakak serta saudara juga harus mendukung penuh pada basis penguatan ketauhidan terhadap anak-anak.
Kedua, Rasulullah Nabi Muhammad Saw dalam mendidik anak-anaknya, lebih menggunakan keteladanan dulu darinya, daripada memerintah. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh dulu pada putra maupun putrinya bagaimana bersikap jujur dalam kesehari-harian dan bersikap jujur dalam berdagang serta mencari rezeki yang halal dan di ridhoi Allah swt, tidak berbohong, membantu fakir miskin, menyayangi anak yatim piatu dan cara membela agama Islam dan jihad di Jalan Allah swt dengan menggunaka harta dan kekayaan yang halal demi membangun sekolah pendidikan agama Islam, pesantren dan membangun membangun Masjid, Musholla dan kemudian ikut memakmurkan Masjid demi Syiar dan Dakwah Agama Islam.
Dalam Kitab Al-Hikam karangan Ibnu Athoillah Assakandari, menjelaskan bahwa Akhlak Rasulullah merupakan suri teladan yang baik bagi seluruh umat manusia di dunia ini. Pendidikan akhlak harus tertanamkan sejak dini pada anak anak. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, dari akhlak yang terpuji akan muncul perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dahulu. Kalau jiwa atau hati ini bersih dan tidak kotor dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah swt, maka akan melahirkan perbuatan yang baik, diiktirafi melalui akal dan syara’, maka itu dinamakan akhlak yang baik dan sebaliknya jika melakukan perbuatan yang jahat seperti minuman keras, berzina, maka itu dinamakan akhlak yang buruk. Rasulullah S.A.W. adalah contoh insan yang berakhlak mulia, hal tersebut sesuai dengan firman Allah S.W.T, “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti agung.” (Surat Al-Qalam:4).
Dengan demikian, pendidikan pada anak-anak harus juga dilakukan dari peranan keluarga, tidak hanya dari guru saja dalam pendidikan formal, tapi juga pada sejauh mana peranan keluarga tersebut mampu mencontoh pada konsep pendidikan Akhlakul karimah yang sangat mulia diajarkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Setiap kepala keluarga harus membangun fondasi dasar pendidikan bagi anak-anaknya dengan bercermin pada Akhlak Rasulullah saw. Melalui pendidikan keteladanan pada Akhlak Rasulullah ini kita berharap kepada kepala keluarga ibu-bapak untuk selalu bertindak dan berucap sesuai apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw agar kelak nantinya ketika dewasa akan menghasilkan anak-anak yang memiliki perilaku yang baik, yang sholeh dan sholehah. Amin. Semoga. [*]
Oleh: Syahrul Kirom
Dosen FEBI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta