
PROBOLINGGO | koranmadura.com – Tak henti-hentinya kecelakaan memakan korban. Dalam sehari di wilayah kabupaten/kota Probolinggo, terjadi tiga kecelakaan yang merenggut nyawa tiga pengendara sepeda motor.
Kecalakaan pertama menimpa Rudi Parmono (45), warga perum leces permai D-02 Desa Leces, Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, meregang nyawa tergilas truk gandeng. Korban meninggal setelah paha kiri hingga punggung kiri atas robek akibat tergilas roda belakang truk nopol P 9509 UY. Niatnya hendak ziarah kubur, karena masa liburan hampir habis.
Sebelumnya, berpamitan hendak berziarah ke makam kerabat di Kelurahan Triwung. Sesampai di TKP, tepatnya di jalan Ir. Soetami, korban berniat mendahului truk yang menggilasnya. Tapi, lantaran berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan, korban oleng ke arah truk. Tak bisa menyeimbangkan motor bebek nopol N2710PW yang ditumpanginya, korban malah jatuh ke arah truk. Akibatnya, roda belakang kanan truk gandeng tersebut pun langsung menggilas tubuh korban. Korban pun tewas ditempat kejadian perkara.
“Tadi sempat pamit ke anaknya, papa pergi dan takk kembali. Mungkin itu menjadi pertanda,” kata Gita, istri korban, ditemui di kamar mayat RSUD Dr. Moch Saleh. Tangis wanita muda inipun pecah dan tak berhenti, mendapati suaminya yang tinggal nama. Beberapa kerabat, turut mendampinginya. Tangis Gita kembali meluap, ketika ibu kandung korban datang dan menangis histeris.
Terkait kejadian ini, truk gandeng bermuatan 30 ton gula merah dari Jember tujuan Surabaya ini, diamankan di Rubasan Kota Probolinggo. Begitu pula dengan sopirnya, Sugiman (30), warga desa gambiran, kabupaten banyuwangi. Unit laka Polresta Probolinggo pun masih melakukan penyelidikan. “Masih kami selidiki lebih lanjut, penyebab kecelakaan yang menewaskan korban,” ujar Kanitlaka Iptu Agus Wahyono.
Kecelakaan kedua, Akibat sopir bus ugal-ugalan, bus Akas jurusan Surabaya-Banyuwangi menyasak mobil panther dan sepeda motor di pertigaan pantura Pajarakan. Akibatnya, dua pengendara sepeda motor tewas di tempat kejadian, dengan kondisi kepala pecah, Kamis (13/7) sore.
Dua korban tewas adalah Muhyi (38), Raka (8) yang merupakan bapak dan anak. Korban Raka, tewas saat tubuhnya terseret moncong bus sejauh 50 meter, usai melindas korban Muhyi.
Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yakni bus Akas jurusan Surabaya-Bayuwangi, mobil Panther nopol AG 1720 RE hingga mengalami rusak parah bagian moncong kanan depan dan sepeda motor Vario yang dikendarai dua korban nopol N 2859 ME nyaris tak berwujud.
Kronologis kejadian, sopir bus mengendarai kendaraanya ugal-ugalan dari arah barat, dengan kecepatan tinggi. Sebelum di pertigaan Pajarakan, bus nopol N 7375 US yang dikendarai Maryono (33) asal Wonoasih, Kota Probolinggo itu, berada di lajur selatan, dan mendahului beberapa kendaraan dari arah yang sama.
“Saat bersamaan, datang mobil panther dan sepeda motor dari arah selatan pertigaan Pajarakan, hendak belok ke arah barat. Nah, saat belok itulah, mobil panther dan sepeda motor disasak bus,”ucap Harto, salah satu warga saksi mata.
Kejadian ini langsung di tangani unit Laka Lantas Polres Probolinggo, dan langsung melakukanolah TKP. Dua korban langsung dilarikan ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
“Dua orang meninggal dunia di lokasi kejadian, yang disebabkan sopir bus ugal-ugalan, kami masih melakukan penyelidikan atas kasus ini,”tandas Kasat Lantas Polres Probolinggo, AKP Bambang Soegiharto.
Terakhir, buruh tani tersambar kerata api (KA). Dewi Sami (45), warga Dusun Tengah, Desa Ambulu, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, kritis. Akibat tersambar kereta api tawang alun, jurusan Banyuwangi – Malang, Kamis (14/7), di kilometer 7, tepatnya di depan balai desa banjarasari.
Korban diketahui sedang memupuk sawah milik Mulyadi. Lokasinya yang berada di sebelah utara rel kereta api, mengharuskan korban dan rekannya bolak-balik menyeberang rel. Karena pupuk yang disediakan, berada di selatan rel. Saat tersambar tawang alun, sekitar pukul 10 siang, korban berniat mengambil pupuk.
Tapi tidak menyadari jika ada kereta yang melintas. Rekan korban pun, beru menyadari setelah korban terjatuh ke sisi utara rel dan bersimbah darah. Sedangkan kereta yang menyambarnya, sempat berhenti. “Awalnya saya kira korban, dibacok oleh rang gila. Karena buruh yang lain berteriak minta tolong,” kata Mulyadi, ditemui di rumah sakit umum tongas, tempat korban dirawat.
Terkait keadaan ini, kapolsek Sumberasih, AKP Wahyudi menyebut, kejadian ini murni kecelakaan, karena kurang hati-hatinya korban. Pihaknya pun telah melakukan olah TKP. “Lokasi perlintasan memang berada di tepi sawah tanpa palang pintu. Mungkin korban tidak menyadari, jika ada kereta api yang melintas,” paparnya. (M. HISBULLAH HUDA)