SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, akan menggandeng perusahaan swasta untuk membangun kelistrikan di Kecamatan/Pulau Raas. Salah satunya dengan perusahaan yang bergerak dibidang minyak bumi dan gas (migas).
“Kami sudah komunikasi, baik dengan pemerintah pusat maupun dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama),” kata Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumenep, Abd Kahir, Sabtu, 5 November 2016.
Menurutnya, jika mengandalkan anggaran APBD tingkat II, pembangunan kelistrikan di Raas sulit tercapai. Kebutuhan anggaran untuk pembangunan kelistrikan diperkirakan mencapai Rp 43 miliar. Sementara APBD hanya bisa menganggarkan sebesar Rp 200 juta hingga 2 miliar setiap tahun.
Anggaran tersebut untuk kebutuhan pembelian mesin genset (PLTD) diperkirakan menghabiskan Rp 11 miliar. Sedangkan untuk pengadaan jaringan listrik diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 21 miliar, dan pengadaan jaringan tegangan menengah Rp 10 miliar jaringan tegangan rendah Rp 3,6 M, trafo panel distribusi Rp 3,2 miliar, dan pengadaan gardu distribusi Rp 4 miliar, dan sejumlah kebutuhan yang lain.
Sementara perusahaan migas yang beroperasi di daerah Kecamatan/Pulau Raas ada dua, yaitu Kangean Energy Indonesia (KEI) dan Husky-Cnooc Madura Ltd (HCML). Sampai saat ini baru KEI yang telah berproduksi, sedangkan HCML diperkirakan akan mulai berproduksi tahun 2017.
“Kalau KKKS sudah ada yang memulai. Jika KKKS akan membangun tiangnya, maka pemkab jaringannya,” jelas kahir.
Bahkan, menurut Kahir, melalui dana Program Kegiatan Penunjang Operasi (PKPO), KEI telah berhasil membangun kelistrikan di dua desa, yakni Desa Tonduk, dan Gua-Gua Kecamatan/Pulau Raas.
Dana PKPO yang dikeluarkan tahun ini di Raas mencapai Rp 2 miliar 180 juta. Sementara HCML juga telah berpartisipasi untuk meningkatkan perekonomian maayarakat melalui pemberian bantuan, seperti bantuan bibit rumput laut dan lain semacamnya.
Tujuan kerja sama itu, lanjut Kahir, agar listrik bisa merata dapan dinikmati warga Sumenep kendati mereka yang ada di kepulauan terpencil seperti di Kecamatan/Pulau Raas, Sumenep. “Akan terus dilalukan, dan tidak hanya di Pulau Raas saja, tapi ke pulau-pulau lainnya,” tegasnya (JUNAIDI/MK)
