SUMENEP, koranmadura.com– Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) melakukan aksi demonstrasi ke Kantor DPRD Sumenep, Senin, 13 Februari 2017. Mereka menyampaikan aspirasi tentang nelayan yang dinilai dianaktirikan.
Baca: Nelayan Dianaktirikan, Puluhan Pemuda Demo DPRD
Setidaknya ada tiga tuntutan yang mereka sampaikan terkait keselamatan para nelayan di Sumenep. Koordinator aksi, Urip Prayitno, mengatakan, tuntutan pertama pihaknya ialah langkah antisipasi.
Menurut dia, pemerintah harus cekatan dalam melakukan sosialisasi kepada para nelayan terkait kondisi cuaca. Pasalnya, selama ini Urip menilai Pemkab Sumenep terkesan mengabaikan hal itu.
Dia mencontohkan, beberapa waktu lalu, saat terjadi cuaca ekstrem, telah ada rilis yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Proinsi Jawa Timur. Hanya saja, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun pihaknya, info terkait cuaca itu tak disosialisasikan kepada para nelayan oleh Pemkab kepada para nelayan.
Kedua, pihaknya mendesak Pemkab Sumenep melakukan penanggulangan kepada nelayan yang menjadi korban kecelakaan laut. Kaitannya dengan dua nelayan Ambunten Timur yang hilang dan belum ditemukan sampai sekarang, menurut dia pemerintah tidak turun tangan. “Tdak ada langkah pemerintah untuk mencari. Tidak ada. Pemerintah tidak turun,” tambahnya.
Baca: 2 Nelayan Ambunten Sudah 6 Hari Hilang, Ini Fotonya
Sedangkan yang ketiga, karena dalam kasus hilangnya dua nelayan itu sudah ibarat nasi jadi bubur, pihaknya mendesak agar paling tidak pemerintah setempat memberikan santunan kepada keluarga korban. “Minimal itu bisa mengurangi rasa sedih (keluarga) korban,” pungkasnya.
FATHOL ALIF/MK
