SUMENEP, koranmadura.com – Isu dugaan bangkitnya kembali ajaran Supardi di Desa Andulang, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kiranya bukan isapan jempol. Menurut salah seorang warga setempat, yang namanya minta dirahasiakan, dirinya memang mendengar sejumlah orang yang diduga pengikut ajaran Supardi berkumpul tiap malam Jumat di salah satu tempat di Dusun Gunung, Andulang. “Saya tidak tahu apa kegiatannya. Saya hanya mendengar begitu,” ucapnya, Selasa, 21 Februari 2017.
Lebih jauh dia menyatakan, pada mulanya kegiatan mereka seperti arisan. Mereka berkumpul secara bergiliran di masing-masing anggotanya. Kemudian kabarnya, mereka telah bergotong royong membangun sebuah tempat ibadah. Kemudian kegiatan mereka tidak lagi bergiliran ke rumah tiap anggotanya, melainkan terpusat di tempat ibadah yang telah dibangunnya tersebut. “Saya kira membangun tempat ibadah itu bagus. Mereka biasanya berkumpul magrib di tempat itu. Ntah apa saja kegiatannya,” katanya.
https://www.koranmadura.com/2017/02/20/gerakan-supardi-kembali-bangkit-di-gapura/
Kabar serupa juga dibenarkan oleh Ketua MWC NU Gapura Muhammad Syahid. Menurutnya, organisasi yang dipimpinnya memang telah mendengar kabar tersebut. Hanya saja, pihaknya masih perlu menelusuri lebih lanjut, untuk mengetahui informasi yang valid tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang diduga mantan pengikut Supardi. “Saya juga mendengar, pesertanya ada yang dari desa setempat dan dari luar Andulang, misalnya dari Gapura Timur, dan lain-lain,” ujarnya.
Menurut Syahid, sesuai kabar yang diterimanya, jemaahnya baru sekitar 20 orang. Mereka berkumpul di salah seorang penduduk di Dusun Gunung. “Untuk sementara saya sudah tahu namanya. Sepertinya dia ‘pangelar’nya, cuma masih perlu didalami, biar tidak fitnah,” ujarnya.
Mengenai apa yang akan dilakukan MWC NU untuk menyikapi kabar tersebut, menurut Syahid, pihaknya terus mengintensifkan koordinasi dan kegiatan ranting NU terutama di Andulang. Selain itu, NU Gapura akan melakukan silaturahim dan komunikasi lebih jauh agar tidak terjadi kegaduhan. “Untuk sementara bisa dikatakan tidak meresahkan. Dari komunikasi itu barangkali masih bisa diupayakan masuk ke dalam kegiatan Ranting NU atau Ansor, agar tercerahkan dan cinta NKRI,” harapnya.
Sekadar untuk diketahui, ajaran Supardi merupakan salah satu ajaran yang dinisbatkan kepada tokoh pembawanya ke Desa Lapa Laok, Kecamatan Dungkek, Sumenep. Pengikut ajaran Supardi sempat tersebar di sejumlah desa di wilayah kabupaten Sumenep. Kabar mereka hilang bagai ditelan masa seiring peristiwa berdarah di Dungkek beberapa tahun silam. Beberapa pengikut Supardi kini dikabarkan diam-diam terus menjalin hubungan dan diduga ajarannya kembali dilakukan para pengikutnya. Kabar ini perlu didalami dan segera ditangani, untuk mencegah kejadian yang tak diinginkan di kemudian hari. (RAH)