PAMEKASAN, koranmadura.com – Madura menjadi salah satu wilayah dengan sumber daya alam terbesar di Jawa Timur. Kekayaan alam Madura di antaranya minyak dan gas. Bahkan pada 2016, Madura termasuk 10 penyumbang terbesar di Indonesia.
Di antara hasil minyak tersebut, disumbangkan Blok Ketapang di lepas pantai Kabupaten Sampang, yang dioperasikan oleh Ketapang II Ltd, dimana produksinya mencapai 17.300 bph.
Sedangkan penyumbang gas, disokong dari Blok Kangean di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, yang dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd dengan produksi 39.000 boepd.
Tidak hanya itu, di Madura juga dikenal sebagai pulau penghasil garam terbesar dan tembakau yang diakui paling berkualitas di tanah air.
Kendati itu, banyak tokoh nasional mengimpikan Madura seperti Uni Emirat Arab (UEA) di Timur Tengah yang memiliki kekayaan melimpah, seluruh infrastrukturnya terpenuhi, area industrinya juga bagus, dan warganya sangat sejahtera.
Salah satu yang mengimpikan Madura berbasis UEA yaitu Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf.
“Saya ingin Madura seperti Uni Emirat Arab yang di Timur Tengah, bayangkan itu, keren banget,” kata Syaifullah Yusuf, usai menghadiri acara Sosialisasi Pemberian Makanan Tambahan dan Pencanangan Gerakan Jawa Timur Eliminasi Kusta 2017, di lapangan pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Rabu, 15/3/2017.
Impian itu harus diimbangi dengan green design dan dukungan dari pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Harus ada green designnya dulu. Kalau gak ada, gak ada gunanya,” terangnya.
Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya Syaifullah Yusuf, pihaknya telah koordinasi dengan Mahfud MD untuk membuat green design pembangunan Madura secara keseluruhan agar infrastruktur dibangun secara teratur.
“Jadi mulai dari Kaupaten Bangkalan hingga Sumenep bikin jalan lingkar kemudian ada bendung-bendung. Harus disiapin semua, kemarin saya meminta Pak Mahfud MD untuk bikin green design, karena saya ingin pulau Madura ini pembangunan fisiknya maju dan masyarakatnya juga maju,” terangnya.
“Saya juga mengimpikan APBD kabupten di Madura dikumpulkan menjadi satu untuk kualitas SDM. 50 persen APBD untuk biaya anak-anak sekolah hingga lulus kuliah kemudian mereka mengabdi. Tapi itu harus ada design dulu. Tidak hanya infrastruktur yang perlu disiapkan, area-area industri yang sesuai dengan kearifan lokal juga sangat dibutuhkan,” imbuhnya. (RIDWAN/RAH)
