SUMENEP, koranmadura.com – Dalam rangka memperingati Hari Bumi se-Dunia yang jatuh tiap tanggal 22 April, Garda Pemerhati Lingkungan Hidup dan Kebudayaan (GPLHK) Madura-Jawa Timur menggelar aksi cabut paku yang menancap di sejumlah pepohonan yang ada di sepanjang jalan raya Trunojoyo dan area alun-alun Taman Bunga Sumenep, Madura, Minggu, 23 April 2017.
Ketua GPLHK Madura, Tazam mengatakan bahwa aksi cabut paku merupakan bentuk kecintaan dan keprihatinan terhadap lingkungan, karena banyak pohon yang dipaku secara sembarangan untuk menempelkan berbagai poster.
“Salah satu penyebab kerusakan pada pohon adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri, seperti halnya dengan sengaja memaku pohon dalam rangka pemasangan poster, reklame, baliho, dan lain-lain demi suatu kepentingan tertentu yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Tazam.
Secara perlahan-lahan, lanjut Tazam, pohon tersebut akan mati akibat paku yang mengandung karat. Sebab secara kimiawi paku bisa berkorosi di dalam batang pohon dan menyebabkan keroposnya suatu pohon. “Merusak pohon sama saja merusak eksosistem yang ada di muka bumi,” katanya.
Sebagai bentuk pernyataan sikap, GPLHK Madura mengajak semua warga Sumenep baik masyarakat mau pun pemerintah untuk berkomitmen:
1. Mengajak masyarakat Sumenep menyatakan kometmen dalam menciptakan lingkungan sehat.
2. Mengharap pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mendukung aksi yang telah dilakukan GPLHK Madura – Jawa Timur dalam rangka menciptakan lingkungan sehat santun berbudaya.
3. Meminta DPRD Kabupaten Sumenep untuk membuat Perda tentang larangan penancapan paku dan sejenisnya di pepohonan.
4. Meminta instansi, lembaga, ormas dan sebagainya untuk tidak menancapkan paku dan sejenisnya dipepohonan.
5. Mengharap kesadaran semua pihak untuk sama-sama menjadi agent of control dan agent of change dalam menciptakan lingkungan sehat santun berbudaya.
“Mari bangkitkan kesadaran bersama akan kelestarian lingkungan untuk hidup kita bersama. Mari semua pihak, baik pemerintah, instansi-instansi ataupun masyarakat, hendaknya memiliki kesadaran bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Satu paku menancap dan berkarat di pohon akan mengerdilkan pertumbuhan dan bahkan bisa mematikan pohon tersebut. Satu pohon mati, hilanglah sekian persen besarnya kenikmatan oksigen untuk napas hidup kita,” pungkasnya.
Aksi cabut paku tersebut juga diikuti oleh Kodim 0827 Sumenep, Pelajar, Mahasiswa, dan beberapa partisipan dari organisasi kepemudaan lainnya. (DIDIK/BETH)