PAMEKASAN, koranmadura.com – Bupati Pamekasan, Ach. Syafii mewacanakan pengembangan industri sapi di kabupaten setempat. Menurutnya, jumlah kelahiran anak sapi di daerahnya tersebut sudah memenuhi kriteria untuk diindustrialisasi.
Dijelaskannya, program Intan Satu Saka (inseminasi Buatan Satu Tahun Satu Kelahiran) pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Pamekasan, yang berjalan lebih dari empat tahun menunjukkan keberhasilan yang cukup signifikan.
Untuk itu, saat ini pihaknya sedang melakukan kajian pengembangan potensi industri sapi. Diketahui, dari total sapi yang diikutkan program tersebut 60 persen benar-benar mampu melahirkan satu anak dalam satu tahun.
“Dengan potensi sapi sekarang, kami rasa layak untuk dikembangkan menjadi industri. Makanya, sekarang ini kami sedang melakukan kajian itu. Biar peternak lebih besar untungnya,” kata Bupati Syafii.
Menurutnya, dengan program industrialisasi sapi, nanti peternak tidak akan menjual sapinya yang masih hidup, tapi sudah berupa daging dan kulit. Bahkan bila memungkinkan berupa barang yang bahan bakunya diambil dari kulit sapi. Sehingga dengan begitu keuntungan peternak akan semakin besar.
Populasi sapi di Pamekasan, kata Syafii, mencapai 160 ribu ekor lebih. Dengan jumlah sebanyak itu pamekasan menempati urutan kedua sebagai wilayah dengan populasi sapi terbesar di Madura setelah Kabupaten Sumenep.
“Apabila jumlah itu ditopang dengan program Intan Satu Saka, kami sangat optomis mampu memenuhi kebutuhan industri sapi. Selama ini sapi-sapi di sini dijual ke Jawa dan daerah lain, tidak dalam bentuk daging atau kulit, dalam sebulan, lebih dari 500 ekor,” ungkapnya. (*ALI SYAHRONI//BETH)
