SUMENEP, koranmadura.com – Budaya literasi harus ditumbuhkan sejak usia dini untuk menangkal serbuan hoax atau berita bohong. Semakin banyak membaca, akan semakin kecil kemungkinan seseorang mempercayai hoax.
Ketua Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) Cabang Dungkek, Syamsuni mendorong beberapa pihak agar bersama-sama meningkatkan budaya literasi sejak dini, utamanya melalui jalur sekolah. Langkah tersebut harus diambil lantaran serbuan berita bohong mulai membuntuti siswa.
“Inilah cara kami terus mendorong pendidikan literasi sejak dini, yakni dengan melakukan roadshow menulis ke selolah-sekolah sebagai langkah melawan berita bohong,” tegas Syamsuni pada acara Roadshow “Sehari Menulis, Sehari Menginspirasi”, Minggu, 24 September 2017 yang dilaksanakan oleh Sahabat Literasi IAA Cabang Dungkek.
Dalam dunia pendidikan, kata Mantan Ketua Perpustakaan Annuqayah Pusat itu, ada enam literasi dasar yang sebenarnya sudah diperkenalkan secara bertahap sejak dini. Dua di antaranya adalah baca dan tulis.
“Karena semakin banyak membaca dan menulis, maka akan semakin kecil kemungkinan seseorang mempercayai hoax,” jelasnya
Pemimpin Redaksi (Pemred) Suluh Madura itu menambahkan bahwa peningkatan budaya literasi juga sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan generasi muda dalam memanfaatkan bonus demografi beberapa tahun mendatang. Sebuah era di mana jumlah sumber daya madusia (SDM) usia produktif akan lebih banyak, bahkan berlimpah dibanding usia yang tak produktif.
Jadi, ia menegaskan bahwa peluang ini harus kita manfaatkan dengan baik. Budaya literasi itulah yang diyakini Syamsuni mampu menumbuhkan sikap kritis, kreatif, dan komunikatif generasi muda.
“Jika sudah menguasai sikap-sikap itu maka hoax akan dengan mudah ditangkal,” tegasnya.
Seperti diketahui, kemajuan informasi yang begitu pesat memungkinkan siapa pun untuk dapat membagikan informasi secara cepat. Namun sayangnya, tidak semua informasi tersebut merupakan berita benar, atau saat ini akrab dikenal sebagai berita bohong.
Pendiri Roemah Ilmoe ini mencontohkan sebuah kejadian, di mana seorang ilmuwan yang bernama Alex Soldier pernah dengan sengaja menulis artikel dengan data fiktif.
Katanya, artikel tersebut diloloskan oleh editor jurnal ilmiah. “Namun untungnya, setahun kemudian penulisnya mengaku jika itu fiktif. Jadi, hoax ada baiknya juga untuk menguji pengetahuan kita,” tuturnya.
Kepala Sekolah MTs Mahwil Ummiyah, Santoso mengucapkan terimakasih atas langkah Sahabat Literasi IAA Dungkek yang melaksanakan roadshow ke sekolah-sekolah dalam rangka menangkal hoax, memutus rantai budaya plagiasi, dan ujaran kebencian lewat medsos. Santoso sepakat apa yang disampaikan oleh Ketua IAA bahwa budaya literasi utamanya membaca dapat mengasah kemampuan masyarakat untuk menyaring informasi.
“Hoax itu terjadi karena masyarakat kurang kritis, dan tidak memiliki gagasan. Dalam hal ini, ketika mendapat informasi, mereka lupa untuk menyaring. Biasanya keriuhan itu terjadi pada saat Pilpres dan Pilkada digelar, informasi hoax langsung menyebar luas,” paparnya.
Pada roadshow sebelumnya, Kepala MA Nasyatul Mutaalimin, H. Syafiq juga mengapresiasi langkah IAA Dungkek. Menurutnya, di era banyaknya serbuan hoax ini memang menantang masyarakat untuk kritis dalam menerima informasi. “Terutama generasi penerus. Harus ditinjau kembali kebenarannya saat menerima informasi, tidak asal dipercaya, apalagi langsung menyebarkan,” katanya pada Sabtu, 9 September 2017 lalu.
Fendi Chovi, Koord. Tim Sahabat Literasi juga mengungkapkan bahwa kedatangan tim literasi ke sekolah-sekolah tidak lain untuk menumbuhkan semangat literasi sejak dini, agar kebiasaan menelan mentah hoax tidak terjadi pada generasi. “Selain itu, kami juga memberikan pemahaman tentang ujaran kebencian di medsos,” katanya.
Seperti diketahui bahwa sejak sebulan terakhir ini, aktivis literasi hasil bentukan IAA Cabang Dungkek rajin turun ke sekolah guna menggelar Roadshow Menulis sehari secara gratis. Mulai September hingga Desember 2017. Sejauh ini, baru dua lembaga yang sudah didatangi. Selanjutnya, masih ada 5 lembaga lagi, baik negeri maupun swasta. (DIDIK)