PEMALANG, koranmadura.com – Setidaknya, ada 58 kapal hanyut dan dua nelayan hilang ke laut akibat derasnya arus sungai Waluh, Asemdoyong, Pemalang, Jawa Tengah, Rabu, 24 April malam.
Saat itu, terjadi hujan lebat di daerah Pemalang atas (selatan). Karena volume air di sungai Waluh meningkat dan besar, hal itu mengakibatkan kapal-kapal nelayan yang diparkir di sepanjang sungai terseret ke laut Pemalang.
Hingga hari ini, Kamis, 26 April siang, warga nelayan dibantu petugas gabungan dari Polres Pemalang, BPBD dan sukarelawan, masih berupaya mengevakuasi bangkai kapal yang karam, akibat air kiriman tersebut.
Tercatat 58 kapal yang tersapu ke laut. 40 kapal di antaranya ditemukan dalam kondisi rusak parah, 8 kapal nelayan masih karam, dan sisanya hilang. Tidak hanya kapal, 2 nelayan (pemilik kapal) juga hilang ikut terbawa arus.
Menurut Wakapolsek Taman, Polres Pemalang, Iptu Suhartono, dua nelayan yang belum diketahui rimbanya karena tersapu air sungai ke laut, diketahui bernama Kakam (21) dan Kele (50). Keduanya terhanyut karena berupaya menyelamatkan kapalnya saat diterjang air kiriman di sungai setempat.
“Sampai saat ini kita masih berupaya mencari dua nelayan yang terseret tersebut,” ujarnya.
Sementara kepala BPBD Pemalang, Wismo, memaparkan di daerah Pemalang selatan pada Rabu malam memang terjadi hujan dalam intensitas tinggi. “Air langsung mengucur ke bawah,” jelasnya. (DETIK.com/ROS/DIK)