SUMENEP, koranmadura.com- Madrasah Nasy’atul Muta’allimin Candi, Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini telah memiliki Lembaga Pengembanhan Bahasa Asing (LPBA).
Wadah pengembangan bahasa asing bagi siswa ini resmi dilaunching pada Selasa, 4 September 2018 kemarin di depan halaman MA Nasy’atul Muta’allimin. Acara ini diikuti oleh ratusan siswa MI, MTs hingga MA. Hadir pula seluruh guru madrasah dan pimpinan yayasan.
Acara pembukaan berlangsung meriah dengan kemasan acara yang menarik. Mulai pembacaan puisi bahasa Inggris, kasidah bahasa Arab dan Inggris, bahkan juga pembawa acara juga menggunakan tiga bahasa sekaligus.
Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) yang meliputi bahasa Inggris dan bahasa Arab ini merupakan hal baru di Madrasah yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Jailani ini.
Ketua LPBA Achmad Kholish mengatakan bahwa pembentukan LPBA dilatarbelakangi oleh usulan siswa agar di Nasymut ada lembaga yang khusus. Kemudian disambut baik oleh beberapa guru dan alumni Nasy’atul Mutaallimin.
“Pembentukan ini atas usulan para siswa. Akhirnya lembaga dan alumni menyambut gagasan ini,” kata Kholish.
Oleh karena itu, akhirnya lembaga ini dibentuk. Tidak ada tujuan lain hanya untuk memberikan wadah bagi para siswa. “Karena antusias belajar siswa harus tetap dipelihara dan dipupuk agar siswa mampu menguasai bahasa asing dan dapat bersaing dengan siswa lain, bahkan bisa melanjutkan pendidikannya di dalam maupun di luar negeri,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, A. Ruhan, S. Ag, selaku ketua Yayasan Al-Jailani Madrasah Nasy’atul Mutaallimin berharap agar LPBA mampu memacu semangat siswa untuk belajar bahasa asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sehingga para siswa mampu menyusul para alumni lain yang sudah pernah belajar di luar negeri.
“Ada banyak alumni kita yang pernah belajar di luar negeri. Dan semoga ini memacu semangat siswa untuk menyusul para alumni-alumni kita,” harapnya.
Namun, Ruhan mengingatkan agar siswa tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga diimbangi dengan akhlak yang baik sebagai ciri khas dari Madrasah Nasy’atul Mutaallimin. “Siswa boleh berotak Amerika, tetapi harus berhati kakbah. Artinya, ilmu yang tinggi harus diimbangi dengan akhlak,” pungkasnya. (MADANI/SOE)