SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak tahun 2018 melakukan pemetaan destinasi wisata yang ada di wilayah Kabupaten berlambangkan kuda terbang itu.
Program pemerintah itu juga mendapat respon dari berbagai kalangan, sehingga banyak destinasi diberbagai desa bermunculan, tak terkecuali di Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan.
Namun, munculnya destinasi wisata itu, bukan bertujuan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat, melainkan sebagai bentuk protes karena jalan yang ada di Dusun Gunung Putih Atas terkesan dibiarkan rusak. Saat musim penghujan, jalan yang menghubungkan Dusun Rembang Atas itu nyaris tidak bisa dilalui kendaraan.
Saat ini di sepadan jalan warga memasang petunjuk arah yang bertuliskan “Wisata Monumen 5 Tahun Jalan Penuh Lubang Jilid I”.
“Itu bentuk protes warga karena sudah lama tidak diperbaiki,” kata salah satu warga Desa Pragaan Daya, yang enggan disebutkan namanya.
Dia menuturkan, jalan tersebut sebagai akses masyarakat ketika hendak belanja ke pasar tradisional Brumbung. Pasar tradisional tersebut beroperasi setiap hari, namun biasa berjualan dibagi hari.
“Jalan tersebut juga sebagai penghubung menuju Desa Guluk-guluk, dan juga sebagai jalan utama saat pemuda yang sekolah ke An Nuqayah, termasuk mahasiswa INSTIKA,” jelasnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah untuk memperhatikan jalan tersebut. “Lebih-lebih pemerintah desa, karena itu merupakan jalan desa bukan jalan kabupaten,” pintanya pemuda berinisial AM itu.
Sayangnya Kepala Desa Pragaan Daya, Imrah belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui sambungan teleponnya tidak merespon meski nada sambungnya terdengar aktif hingga berita ini ditulis. (JUNAIDI/ROS/VEM)