KORANMADURA.com – Mi’un dinobatkan menjadi haji tertua di Kabupaten Mojokerto 2019. Namun, kakek 93 tahun ini membutuhkan bantuan untuk berjalan. Selain itu, pendengaran dan penglihatannya juga sudah terganggu. Lantas bagaimana Mi’un menunaikan haji?
Mi’un tampak sibuk menata bekal ke dalam kopernya. Sembari tersenyum girang, dia mencoba seragam haji dari kantor Kemenag Kabupaten Mojokerto. Senyum itu seakan menyiratkan besarnya semangat bapak 9 anak ini untuk menunaikan ibadah haji. Karena haji tahun ini menjadi pengalaman pertama Mi’un menginjakkan kaki di tanah suci.
Sayangnya, niat mulia Mi’un untuk terbang ke tanah kelahiran Nabi Muhammad SAW tak sebanding dengan kondisi fisiknya yang telah renta. Jangankan untuk berlari-lari kecil layaknya seperti sa’i, untuk berjalan saja dia harus menggunakan tongkat.
Tak hanya itu, pendengaran dan penglihatan Mi’un sudah termakan usia. Untuk membaca, pensiunan pegawai Pabrik Gula Krembung, Sidoarjo, ini harus memakai kacamata berlensa tebal. Alat bantu pendengaran juga harus dipakai agar bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya.
Rupanya Mi’un tak sendirian berangkat ke tanah suci. Kakek asal Dusun Sengon, Desa Bandarasri, Kecamatan, Mojokerto akan didampingi salah seorang putrinya, Rinfayati (53).
“Segala sesuatunya sudah kami siapkan sejak tahun 2016. Seperti alat bantu pendengaran, kaca mata dan kursi roda,” kata Rinfiyati kepada wartawan di rumah Mi’un, Selasa (9/7/2019).
Kendati begitu, Mi’un rupanya tak mau selama di tanah suci hanya duduk di kursi roda. Setiap pagi pria kelahiran 1 Januari 1926 ini latihan berjalan menggunakan tongkat. Selain itu, dia ingin membuat fisiknya tetap bugar.
“Bapak ini rajin menyiapkan kondisi fisiknya,” ujar anak keempat Mi’un itu.
Menurut dia, Mi’un mendaftar haji baru tahun 2016 lalu. Dia diberangkatkan lebih cepat dari jemaah haji lainnya karena tergolong lansia berusia 65 tahun lebih. Ongkos naik haji sebagian hasil Mi’un menabung selama 4 tahun.
“Sebagian lainnya hasil patungan anak-anak bapak,” terang Rinfiyati.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kemenaga Kabupaten Mojokerto Mukti Ali membenarkan Mi’un adalah haji tertua yang diberangkatkan tahun 2019. Mi’un tergabung dalam regu 03 kelompok penerbangan (Kloter) 63.
“Iya benar Pak Mi’un haji tertua dari Kabupaten Mojokerto tahun ini,” tandasnya.
Jemaah haji asal Kabupaten Mojokerto tahun ini berjumlah 1.818 orang. Pemberangkatan para jemaah dibagi dalam 6 Kloter. Kloter 61 dan 62 akan diberangkatkan 26 Juli 2019. Disusul kloter 63 dan 64 pada 27 Juli 2019. Sedangkan kloter 67 dan 84 diberangkatkan 28 Juli dan 4 Agustus 2019.
(DETIK.com/ROS/VEM)