KORANMADURA.com – Gempa magnitudo (M) 6,9 yang berpusat di Banten menyebabkan sejumlah rumah warga di Pandeglang rusak. Salah satu warga Mandalawangi, Marsani (52), mengaku trauma dengan adanya gempa ini.
“Wah nggak bisa kebayang pokoknya kalau masalah itu. Trauma-traumanya, nggak bisa kebayang, panik,” kata Marsani, di Desa Panjangjaya, Mandalawangi, Pandeglang, Sabtu (3/7/2019).
Marsani tinggal bersama istri, anak dan cucu. Dia sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Marsani mengaku panik saat gempa mengguncang rumahnya. Dia bersama keluarga langsung keluar menyelamatkan diri.
“Waduh pokoknya lari saja nggak bisa. Anak sama istri saja sampai dorong-dorong. Saking gede-gedenya (guncangan) itu,” sambungnya.
Marsani mengaku belum mendapatkan bantuan apapun setelah terjadi gempa. Dia berharap mendapat bantuan untuk membangun kembali rumahnya.
“Sementara ini belum (ada bantuan). Ya harapan saya sih pengen dibangun lagi. Karena tempat saya sudah nggak ada cuman ini doang. Satu-satunya,” ucap Marsani.
Gempa M 7,4 sebelumnya mengguncang Banten. Gempa juga disertai peringatan potensi tsunami.
Peringatan dini potensi tsunami kemudian diakhiri. Peringatan tersebut diakhiri setelah menunggu 2 jam dari waktu perkiraan terakhir, yaitu pukul 19.35 WIB. Gempa juga dimutakhirkan menjadi M 6,9. (DETIK.com/SOE/VEM)