PAMEKASAN, koranmadura.com – Sebagian Anggota DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mulai buka-bukaan soal biaya kampanye selama Pemilu legislatif 2019.
Biaya kampanye yang dikeluarkan cukup besar. Namun mereka enggan membeberkan angka ke publik dengan alasan kurang elok.
Untuk menutupi biaya selama kampanye tersebut, mereka harus mengajukan pinjaman ke salah satu Bank di Pamekasan.
Anggota DPRD Pamekasan, MR mengaku sudah mengajukan kredit lebih dari Rp 500 juta ke Bank untuk menutupi biaya kampanye Pemilu Legislatif 2019, jaminannya adalah SK pengangkatan anggota DPRD.
“Kalau jumlah pinjaman rahasia, tapi di atas Rp 500 juta,” kata MR, Rabu, 28 Agustus 2019.
Menurut MR, kampanye tertutup dengan masyarakat paling banyak menguras biaya, selain konsumsi, mereka masih membutuhkan transportasi.
Anggota DPRD lainnya yang mengajuan kredit ke Bank di Pamekasan yaitu AN, AN mengajukan pinjaman Rp 200 juta guna bisa menutupi biaya kampanye.
AN masih beruntung karena sebagian biaya kampanye yang dikeluarkan bersumber dari kantong pribadi.
“Saya hanya pinjam Rp 200 juta,” terangnya.
Anggota DPRD Pamekasan baru delapan hari kerja pasca dilantik di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Rabu, 21 Agustus 2019.
Pasca pengambilan sumpah jabatan itu, sejumlah marketing Bank di Pamekasan hilir mudik di dalam kantor Pamekasan. Marketing Bank tersebut menawarkan kredit dengan jaminan SK pengangkatan anggota DPRD.
Karyawan Bank di Pamekasan, Nuri Cahyani mengungkapkan ada respons positif ketika menawarkan produk pinjaman ke anggota DPRD Pamekasan, kebanyakan diantara mereka tertarik.
Namun, Nuri Cahyani enggan membeberkan data jumlah anggota DPRD Pamekasan yang telah mengajukan pinjaman.
“Kami beri tawaran pinjaman, siapa tahu mereka tertarik, ternyata responnya baik,” pungkasnya.(RIDWAN/SOE/VEM)