SUMENEP, koranmadura.com – Semarak Hari Jadi ke-750 Sumenep dengan tema besar “Sumenep Rumah Kita” yang diselenggarakan Pemkab setempat menuai kecaman, Minggu, 27 Oktober 2019, malam.
Kecaman datang lantaran acara tersebut terkesan tertutup. Masyarakat umum tidak bisa menyaksikan dari dekat beragam penampilan yang ada karena terbatas oleh pagar. Bahkan tempat duduk para pejabat dan undangan di sisi timur cukup tinggi, dan di belakangnya masih ditutup.
Sebagian warga pun merasa kecewa. “Pelaksanaan acara puncak hari jadi Sumenep kali ini mengecewakan. Karena format acaranya terkesan tertutup,” ujar salah seorang warga, Fauzan Adhima, Senin, 28 Oktober 2019.
Menurut dia, mestinya acara seperti itu dilaksanakan secara terbuka. Sehingga masyarakat umum juga bisa merasa gembira dan terhibur. Bukan sebaliknya, terkesan hanya untuk para pejabat dan undangan.
Sejatinya, sambung dia, masyarakat cukup antusias untuk menyaksikan kegiatan tersebut. Namun apa daya, kenyataannya masyarakat tidak bisa menikmati secara leluasa, dan akhirnya memilih untuk pulang.
“Acara bukan untuk rakyat Sumenep, tapi hanya untuk pejabat Sumenep. Uang rakyat hanya dijadikan foya-foya. Rakyat tidak bisa merasakan kegembiraan ini. Masyarakat Sumenep tidak bisa menyaksikan secara langsung,” tegasnya.
Dia berharap ke depan hal seperti itu tidak terulang. Pemerintah harus lebih mengutamakan masyarakat. “Untuk tahun-tahun berikutnya saya harap acara seperti ini bisa dirasakan masyarakat Sumenep secara umum. Bukan hanya bapak-bapak yang punya jabatan,” tambah Fauzan.
Pantauan di lokasi, para pejabat dan undangan tampak terhibur dengan beragam pertunjukan dalam acara tersebut. Bahkan pada saat pertunjukan musik saronen, sebagian dari mereka tampak turun dari tempat duduknya ke arena pertunjukan. Sebagian tampak begitu riang dan menunjukkan gestur tubuh bergoyang-goyang.
Menanggapi adanya kekecewaan sebagian masyarakat, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Carto mengatakan bahwa sifat manusia tak luput dari salah dan khilaf. “Sama dengan kita, sifat manusia ada lupa dan salah. Kekurangan ini mungkin salah saya. Itu saja,” ucapnya.
Dia mengaku akan melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan untuk ke depannya. “Tahun depan mungkin di luar ada videotron atau apa yang bisa ditonton oleh mereka (masyarakat),” tambah Carto. (FATHOL ALIF/SOE/DIK)