BANGKALAN, koranmadura.com – Fitria (41), asal jalan Kh. Moh Yasin Gang III, Keluarahan Kemayoran, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, harus menunda niat baiknya untuk berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umrah.
Baca : Gegara Virus Corona, Puluhan Calon Jemaah Umrah di Bangkalan Terancam Gagal Berangkat
Saat ditemui di rumahnya, Fitria terlihat masih kurang bahagia atas informasi yang diterima terkait penundaan ibadah umrah tersebut.
Saat duduk di atas sofa di ruang tamu rumahnya bersama awak media, Fitria menceritakan penudaan kebernagkatan ke tanah suci itu. Menurutnya, informasi itu baru didapatkan tanggal 27 Februari kemarin, sekitar pukul 22.00 Wib.
Sambil mempersilahkan suguhan air mineral, Fitria mengaku kaget mendengar berita tersebut, karena persiapan telah dilakukan sejak jauh hari, atau sekitar tanggal 23 Februari. Saat itu, dia melakukn selamatan, menyiapakan beberapa keperluan untuk di Arab Saudi, bahkan oleh-oleh untuk sepulangnya.
“Berangkat tanggal 28 Februari, sekitar pukul 6.00 wib dan saya rencanaya berangkat dari rumah pukul 03.00 wib dini hari, tapi sebelum itu, pukul 22.00 wib tanggal 27 Februari mendapatkan info penundaan pemberangkatan ke Arab Saudi, jadi saya kaget. Karena dari tanggal 23 Februari kemarin saya selamatan dan menyiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkan,” ceritanya.
Fitria mengaku, merasa sedikit malu kepada tetangga dan teman-teman karibnya terkait penundaan ibadah umrah tersebut. karena sebelum keberangkatannya, ibu dengan anak tiga tersebut sudah pamit, sembari salaman kepada semua orang terdekatnya.
“Kalau budaya orang Madura kan tahu sendiri, sudah salaman kepada keluarga, sama teman-teman kan mungkin ada sedikit malu. Namun karena penundaan ini secara internasional, jadi merasa gimana gitu kepada tetangga dan teman-teman jika ditunda,” katanya.
Di lain sisi, Owner bus PO Haryanto wilayah Madura tersebut mengaku mendapat hikmah. Karena jika tetap dipaksakan proses ibadah umrahnya pun kemungkinan tidak akan terlaksana semulus seperti biasanya.
“Untungnya kita ditunda, seandainya kita berangkat cuma kita dapat perjalanan sia-sia, kita berangkat sampai di Jeddah, pas dikembalikan, jadi pihak travel dan uang kita tidak hangus. Karena percuma walaupun sampai di Jeddah. Karena saya mendengar dari teman-teman di sana banyak yang dikembalikan ke negera asal,” katanya.
Di Bangkalan, nasib yang belum mujur itu tidak hanya menimpa Fitria saja. Data yang diperoleh dari kementerian agama (Kemenag) tercatat, ada 95 CJU yang terancam gagal berangkat, meliputi 40 CJU, dari travel PT AL-Qadri, PT Aliston sebanyak 5 orang dan PT Aura 50 orang.
Namun yang dipastikan tidak bisa berangkat dari PT Al-Qadari, yang direncanakan berangkat pada tanggal 29 Februari kemarin. “Yang pasti gagal berangkat itu CJU yang tanggal 29 Februari 2020, ada 40 orang. Untuk tanggal 5 dan 23 Maret masih diusahakan melakukan lobi dengan pihak Arab Saudi,” kata kepala Kemenag Bangkalan. Abd. Haris HS.
Namun kabar baiknya, bagi CJU yang tertunda tidak akan dikenakan uang penambahan biaya kepada pihak maskapai penerbangan, karena dianggapnya kejadian tersebut bukan kesalahan dari pihak penyelenggara, namun dari pihak Arab Saudi yang khawatir akan terpapar virus corona.
“Pihak travel me-resechedule pemberangkatan JCU, jadi tidak gagal, cuman ditunda keberangkatan saja,” katanya.
Sedangkan untuk biaya yang sudah dikeluarkan untuk keperluan di Arab Saudi, masih belum menemui kejelasan. Namun, pemerintah pusat tetap akan melakukan koordinasi melalui duta besar agar tidak dikenakan biaya tambahan juga.
“Akan dibantu oleh kementerian agama melalui duta besar Arab Saudi, masih diupayakan agar tidak ada penambahan untuk hotel, konsumsi, transportasi darat, dan layanan lain,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)