BANGKALAN, koranmadura.com – Setelah menjalani masa liburan selama bulan puasa kemarin, para santri khususnya di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, harus berangkat lagi ke pondok pesantren. Hal itu untuk meneruskan perjuangan menuntut ilmu agama islam.
Namun, pemberangkatan santri ke gedung putih itu tidak berjalan layaknya tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, di tengah wabah virus Corona ini diperlukan tata laksana prosedur kesehatan, agar bisa mencegah penyebarannya.
Kepala Kementrian Agama (Kemenag) sekaligus kontributor Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan, Abd Haris HS mengatakan, pemberangkatan santri tetap dilaksanakan di wilayah ia tugas. Namun, katanya, bagi pengurus pondok pesantren harus menyediakan fasilitas sarana, mulai dari tempat cuci tangan hingga penyemprotan disinfektan secara berkala.
“Kondisi pesantren seperti kebersihan dan kemampuan daya tampung juga di perhatikan. Pola hidup pesantren, tempat cuci tangan, masker dan penyemprotan disinfektan di beberapa kamar serta tempat kerumunan,” kata Haris, Kamis 4 Juni 2020.
Sementara bagi santri sendiri, kata Haris pola hidup kaum sarungan harus betul-betul diperhatikan ditengah wabah virus Corona yang tak kunjung usai ini. Mulai dari pola komunikasi, sampai barang-barang yang harus dipakai sendiri-sendiri
“Sabun sendiri, alat makan sendiri, handuk sendiri dan pola komunikasi juga di jaga dalam menghadapi new normal,” katanya.
Namun demikian, sebelum para santri berangkat ke pondok pesantren, pihaknya meminta agar melakukan isolasi mandiri. Minimal kata Haris selama 14 hari. Menurutnya, jika melewat jumlah hari itu, masa inkubasi virus akan musnah.
Selain itu, jika memang memiliki gejala yang mirip dengan penyakit virus yang berasal dari Wuhan, China itu, maka diimbau agar jangan berangkat ke pondok pesantren terlebih dahulu.
“Isolasi selama 14 hari sebelum berangkat, saat berangkat menggunakan kendaraan pribadi. Jika punya keluhan sakit jangan berangkat dulu,” katanya.
Pihaknya berharap kepada pengurus pondok serta kepada santri, agar senantiasa melakukan protokol kesehatan. Karena, dirinya tidak menginginkan di pondok tempat menimba ilmu agama itu akan menjadi lumbung penyebaran virus Corona.
“Tetap jaga Protap kesehatan yang dianjurkan pemerintah, agar tidak terjadi penyebaran virus di lingkungan pondok,” ujarnya.
Perlu diketahui, tercatat sebanyak 131 pondok pesantren yang tersebar di beberapa kecamatan di lingkungan Kabupaten Bangkalan. Dengan rincian 12.151 santri mukim dan 6.772 non mukim. (MAHMUD/ROS/VEM)