Oleh: MH. Said Abdullah (*)
Selama beberapa hari melaksanakan tugas konstitusional reses anggota DPR RI melalui kegiatan serap aspirasi di Kabupaten Sumenep, sangat terasa betapa banyak suara dan harapan dari masyarakat. Dari pengalaman bertemu langsung dengan masyarakat, yang paling utama tentu saja makin memahami urgensi aktivitas reses serap aspirasi. Melalui kegiatan berkala, anggota DPR dapat mengetahui dan merasakan langsung denyut nadi persoalan masyarakat.
Dari aktivitas lima kali reses dalam setahun anggota DPR dapat pula menyampaikan progres yang telah diperjuangkannya di DPR. Termasuk pula memberikan penjelasan berbagai persoalan yang sedang aktual seperti UU Cipta Kerja dan produk legislasi lainnya. Ada hubungan timbal balik dari kegiatan reses sehingga dapat mewujud jalinan komunikasi antara pemilih dan para wakil rakyat terpilih.
Setiap anggota DPR tentu memahami betapa besar manfaat reses serap aspirasi. Sangat sayang bila tugas konstitusional reses terlupakan dan terabaikan. Justru nilai dan tugas penting wakil rakyat sesuai namanya adalah menyelami apa keinginan rakyat untuk kemudian memperjuangan di DPR.
Reses sebagai sarana serap aspirasi sesungguhnya merupakan kesempatan anggota DPR melakukan semacam charge battery agar pada sidang berikutnya semangat kembali membara untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Aspirasi masyarakat dapat menjadi energi baru anggota DPR dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.
Dalam kesempatan reses serap aspirasi di Kabupaten Sumenep ada beberapa hal menarik yang dapat menjadi point penting wakil rakyat dari manapun. Sebagiam besar mereka membutuhkan sarana penunjang aktivitas ekonomi. Di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep misalnya, dari tiga desa yang dikunjungi ada permintaan jaring ikan serta pembangunan sentra gula siwalan.
Di Kecamatan Talango lain lagi suara para nelayan. Mereka meminta pembenahan sarana penunjang kelanjutan hasil tangkapan ikan. Mereka merasa kesulitan memasarkan ikan hasil tangkapan. Pengadaan jaring ikan dan bubuh rajungan juga menjadi point penting yang mereka harapkan dibangun pemerintah.
Yang paling menarik usulan dari Ibu-ibu PKK Kecamatan Talango. Suara ibu-ibu benar-benar mengejutkan karena sangat kontekstual dengan dinamika perkembangan sosial belakangan ini khususnya terkait tentang UU Cipta Karya, yang subtansinya memangkas berbagai birokrasi perizinan. Ibu-ibu PKK yang ternyata aktif dalam dunia usaha, mengeluhkan persoalan sulitnya perizinan kegiatan home indutri.
Sebagai wakil rakyat, keluhan ibu-ibu PKK itu seperti sebuah siraman embun sejuk pagi hari. Ada kesesuaian yang telah diperjuangkan DPR melalui pembentukan UU Cipta Karya dan realitas kebutuhan Ibu-ibu PKK yang membutuhkan kemudahan dalam perizinan kegiatan home industri. Ini ibarat cangkir ketemu tutupnya, pas dan klop.
Anak-anak muda tak mau ketinggalan. Sesuai jiwa mereka yang masih muda, suaranya terkait kepentingan aktivitas keseharian seperti sarana olahraga volly dan lainya. Masyarakat Sumenep Madura, yang religius juga jelas tak meninggalkan usulan aspirasi seperti pembangunan dan perbaikan masjid dan musalla.
Mengungjungi tiga desa dalam sehari, bertemu masyarakat langsung, sungguh merupakan kegiatan menarik. Apalagi kini jarak -karena ketersediaan infra struktur di Kabupaten Sumenep yang sudah baik tidak lagi menjadi masalah. Semua kelelahan jika sempat terasa, seperti sirna melihat antusias masyarakat yang sangat luar biasa. Kesabaran mereka menunggu, mendengarkan penjelasan dan semangat menyampaikan aspirasi benar-benar memberikan kesegaran yang menggugah tak hanya pikiran tetapi juga nurani. Betapa besar kepercayaan dan harapan mereka kepada para wakil rakyat.
Selama sekitar enam hari, dalam sehari tiga desa di satu Kecamatan, jelas masih kurang. Termasuk jika secara penuh kegiatan reses yang lima kali dalam setahun dilaksanakan. Apalagi bila melihat dapil Madura keseluruhan, yang meliputi empat kabupaten. Methode sampling dalam menentukan kecamatan dan desa yang perlu dikunjungi menjadi sangat penting agar dapat tertangkap aspirasi yang representatif mewakili kecamatan maupun kabupaten serta Dapil Madura.
Era media sosial sekarang ini memang memudahkan komunikasi sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya. Namun, bertemu dan bertatap muka langsung dengan masyarakat memiliki kenikmatan dan kepuasan tersendiri. Dari moment singkat itu dapat dirasakan denyut nadi, hubungan emosional, persaudaraan, persahabatan, kepolosan, keramahan masyarakat yang sulit dilukiskan dengan kalimat apapun.
Benar kata Rasulullah, melalui silaturrahmi, dapat memberikan kesegaran ruhani, mempermudah rezeki serta insya Allah memanjangkan usia. Ada semangat saling mendoakan, ada perbincang serius, juga kadang santai. Semuanya menyegarkan nilai kemanusian. (*)
*Ketua Banggar DPR RI.