BANGKALAN, koranmadura.com – Dua tahun terakhir ini, krisis siswa di Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Bangkalan semakin bertambah. Sehingga, Dinas Pendidikan (Disdik) setempat berencana sekolah yang kekurangan peserta didik akan digabung alias regrouping.
Berdasarkan data dari Disdik Bangkalan, pada tahun 2020 kemaren, ada 4 SD yang sudah tidak diminati para siswa. Lalu, pada tahun 2021 ini bertambah cukup banyak, yaitu 36 sekolah. Sehingga totalnya 40 sekolah krisis siswa dan direncanakan regrouping.
Kepala Bidang (Kabid) SD Disdik Kabupaten Bangkalan, Dewi Ega menyampaikan, lembaga pendidikan tidak bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar, mana kala jumlah siswa tercatat di bawah 60 orang. Selain itu, tanaga pendidik yang mengajar juga tidak mencukupi.
Menurut dia, jika sekolah sudah krisis siswa dan tetap dilanjutkan, maka akan berdampak pada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Karena, anggaran yang dari pemerintah pusat itu juga tidak mumpuni untuk membiayai aktivitas sekolah.
“Jika kondisi sekolahnya sudah krisis siswa dan tenaga pendidik, maka bisa diajukan untuk regrouping,” kata dia, Senin 14 Juni 2021.
Lalu seperti apa cara regrouping? Ega, sapaan akrabnya Dewi Ega menjelaskan, sekolah yang digabung melihat kedekatan dengan yang lain. Siswanya dipindah ke sekolah terdekat. Sedangkan tenaga pendidik dialokasikan ke lembaga yang kekurangan sumber daya.
“Sekolah boleh tidak regrouping mana kala jauh dari sekolah yang lain. Kalau ditutup lalu sekolah ke mana,” kata dia.
Sementara proses regrouping, kata Ega setiap lembaga masih pengajuan proposal. Nanti, pihak Disdik melakukan analisa. Dia berharap langkah penggabungan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, serta memenuhi jumlah guru yang masih kurang di sekolah-sekolah.
“Tahun lalu ada yang proses regrouping, belum selesai maka digabungkan. Saat ini masih melengkapi berkas-berkas,” ucap dia (MAHMUD/ROS/VEM)