BANGKALAN, koranmadura.com – Di kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur ada bonsai dari pohon santigi yang dibandrol dengan harga Rp 150 juta. Mendengar harga yang cukup fantastis itu, ratusan pecinta bonsai penasaran dan datang melihatnya.
Bonsai yang dibandrol Rp 150 juta itu diikutkan di suatu pameran seni lokal di Taman Paseban, Alun-Alun Bangkalan. Peserta yang berpartisipasi mulai dari warga Madura, Surabaya hingga Malang Kota. Pengunjungnya juga dari berbagai daerah.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa petinggi di pemerintahan eksekutif, mulai dari Bupati Bangkalan, Kadis Pendidikan, Kadis Pemberdayaan dan Masyarakat Desa. Serta komunitas Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) dari berbagai daerah.
Wakil ketua panitia pameran bonsai di Kabupaten Bangkalan, Mohammad Efendi menyampaikan, acara pameran tersebut sudah lama diinisiasi, namun karena masih terkendala pandemi virus Corona yang belum usia, jadi baru bisa terlaksana.
“Sebenarnya teman-teman dari Sumenep dan Surabaya selalu menanyakan, kapan pameran bonsai diselenggarakan, Alhamdulillah kita bisa laksanakan dengan lancar,” ucap dia, Senin 06 Desember 2021.
Dijelaskan Efendi, pameran lokal jenis bonsai ini diikuti sekitar 430 peserta. Dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kriteria kontes sebanyak 307 peserta, bahan jadi 17 peserta dan setengah jadi 106 orang. Kata dia, bonsai yang diikutkan pameran bisa diperjual belikan.
“Jika pengunjung ada yang berminat beli, bisa ketemu dengan pemiliknya. Yang menang kontes teratas dijual Rp 150 juta. Tapi yang lain dibandrol kisaran Rp 75- 100 juta,” ujar dia.
Menurut dia, pengunjung minta untuk membeli karena mereka sudah mengerti terkait kriteria bonsai yang bagus, seperti batang, tangkai hingga ranting yang menjalar memiliki keunikan tersendiri. Perawatan bonsai juga butuhkan kesabaran dan waktu yang lama.
“Kalau melihat dari seperti sudah menyamai pameran nasional, karena di Bangkalan juga banyak pecinta bonsai,” ucap dia.
Sementara Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin Imron berharap, kegiatan pameran lokal bonsai tersebut bisa diselenggarakan setiap tahun di Kota Salak. Karena, dengan begitu juga dapat menarik para pengunjung dari berbagai daerah yang datang.
“Semoga ini bisa memberikan manfaat dan nilai ekonomis, khusunya kepada warga Bangkalan,” pungkasnya. (MAHMUD/ROS/VEM)