SUMENEP, koranmadura.com – Sebagian besar orang tua di Kabupaten Sumenep cenderung permisif terhadap perkembangan putra-putrinya. Indikasinya, telah terjadi pergeseran cara pandang terhadap anak dari orang tua di zaman kolonial dibanding era milenial saat ini. Akibatnya, remaja kontemporer memiliki kecenderungan untuk merasa benar karena dirinya, bukan sebab mendapat pengayoman dari orang tua.
Kesimpulan itu disampaikan Ketua Himpsi (Himpunan Psikologi) Sumenep, Dr Zamzami Sabiq di Gedung Juang, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Sabtu, 28 Januari 2022. Menurutnya, remaja milenial seperti puisi Kahlil Gibran yang menyebut anak serupa anak panah yang lepas dari busur. Sebagai yang lepas dari busur, anak serasa terpisah sama sekali dari induknya. Akibatnya, remaja mendapat bimbingan dari pihak lain yang belum tentu komperhensif disandingkan dengan etika dan tatakrama di dalam kehidupan keluarga.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Aengdake Bluto Sumenep ini, perlu ada bimbingan yang harus dilakukan orang tua dan guru. Disampaikan, pola asuh dari orangtua terhadap anak dewasa ini berlangsung secara permisif. Kontrol diri dan sosial dari orang tua terhadap anak akhir-akhir ini cenderung los. Ini, kata dia, bukan semata-mata lantaran anak yang lebih akrab dengan gadget. Tetapi, telah terjadi kegagalan pembiasaan sejak dini di tengah keluarga. Kegagalan pembiasaan sejak usia dini, menyebabkan anak terbiasa merasa benar diri.
“Situasi ini mengkhawatirkan masa depan peradaban anak bangsa,” katanya di hadapan anggota Himpsi se Kabupaten Sumenep ini.
Sebagai solusi, kata Zamzami dalam dialog kepsikologian yang dipandu Nuzulul MA ini, orang tua, guru, dan pemerintah harus disadarkan tentang pentingnya pola asuh terhadap anak biologis yang juga anak bangsa di masa mendatang. Dia menyampaikan, permisifme orangtua terhadap anak yang dibiarkan berlangsung secara terus-menerus ini, akan berdampak buruk bagi bangsa itu sendiri di kemudian hari.
“Sebelum situasi (pola asuh) ini memburuk, semua pihak perlu turun tangan dan Himspi harus di garda depan,” ujarnya memberi semangat. (DIK)