ACEH, Koranmadura.com – Terus mengakselerasi penerapan program ekonomi biru pada subsektor perikanan budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggencarkan upaya peningkatan kemampuan pembudidaya ikan.
Melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM), KKP menggelar Pelatihan Budidaya dan Pembesaran Ikan Mas di Aceh Tenggara pada 19-20 Oktober 2022. Kegiatan ini terealisasi atas inisiatif Anggota Komisi IV DPR-RI, Salim Fakhry yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Medan, di bawah supervisi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM.
Pelatihan ini diikuti oleh 100 peserta dari masyarakat pembudidaya ikan setempat. Mereka dibekali berbagai materi pelatihan, meliputi penyiapan kolam budidaya, pemilihan benih, penentuan kebutuhan pakan, pengukuran kualitas air, serta identifikasi hama dan penyakit.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menyampaikan bahwa pemanfaatan potensi sumber daya alam akan lebih optimal dengan dukungan SDM yang terampil, khususnya pada bidang perikanan budidaya. Ia juga menyebutkan, peningkatan kualitas SDM sangat berpengaruh terhadap akselerasi program prioritas KKP 2021-2024.
“BRSDM berkomitmen untuk mempersiapkan SDM kelautan dan perikanan unggul melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan dengan mendorong konsep Ekonomi Biru dan mendukung pelaksanaan lima strategi ekonomi biru dan program pembangunan Kampung Perikanan Budidaya, yang merupakan kawasan berbasis komoditas unggulan atau lokal yang menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan masyarakat sebagai penggerak utamanya, sejalan dengan program prioritas BRSDM, yaitu Smart Fisheries Village,” ujar Nyoman, dalam siaran persnya.

Turut hadir pada pelatihan ini, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilya Pregiwati. Ia menyampaikan, komoditas ikan mas banyak diminati sehingga permintaan pasar meningkat dan berdampak pada peningkatan ekonomi pembudidaya ikan.
“Maka dari itu, dibutuhkan inovasi metode budidaya yang hemat dan sederhana. Budidaya ikan mas tidak harus dilakukan di kolam yang airnya mengalir terus menerus, tetapi metode pembesaran ikan mas dapat dilakukan menggunakan kolam hemat air. Metode tersebut lebih praktis, hemat biaya, hemat air, serta kualitas daging yang dihasilkan lebih enak dan gurih. Sehingga, dengan berbagai keunggulan tersebut setiap orang semakin mudah menerapkan dengan modal terbatas dan menghasilkan keuntungan yang tinggi,” tutur Lilly.
Anngota Komisi IV DPR Salim Fahkry menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KKP atas terselenggaranya pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk mengikuti pelatihan dan menyebarkan ilmu yang didapat ke wilayah masing-masing.
Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan para peserta, salah satunya Arkan Mustami. Ia berharap KKP dapat menyelenggarakan pelatihan bagi komoditas lain secara berkala.
“Saya bersama peserta lainnya mengucapkan terima kasih kepada Pak Salim, KKP, instruktur, dan Widyaiswara atas ilmu yang diberikan kepada kami. Harapan kami kedepannya semoga kegiatan pelatihan dapat diadakan secara berkala dan tatap muka, baik itu untuk komoditas ikan mas maupun komoditas lain,” ujar Arkan.
Sebelumnya, BRSDM melalui BPPP Medan juga menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Udang Vaname di Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Utara, 6-7 Oktober 2022. Pelatihan ini diikuti oleh 200 peserta dari masyarakat pembudidaya di kedua kota tersebut.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Anggota Komisi IV DPR RI Muslim. Ia menyebutkan, potensi sumber daya perikanan di Aceh sangat besar sehingga perlu pengembangan SDM untuk mengelolanya secara optimal dan berkelanjutan. Muslim berharap, para peserta dapat menyebarkan ilmu dan keterampilan yang didapat kepada masyarakat lain, khususnya kepada pembudidaya udang vaname. (Kunjana)