SUMENEP, koranmadura.com – Usulan reaktivasi kereta api di Madura oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi terus bergulir, dan mendapat beragam respons dari berbagai kalangan.
Salah seorang dosen di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Paisun, misalnya. Dia mendukung aspirasi yang disampaikan Bupati Fauzi yang ingin kereta api di wilayah Madura kembali diaktifkan.
Menurutnya, reaktivasi kereta api di Madura akan mempermudah masyarakat yang ingin bepergian ke luar Madura, dan sekaligus akan mengurai kemacetan yang biasa terjadi di pasar-pasar tumpah. “Karena kalau naik kereta tentunya akan lebih efesien, dari sisi waktu,” katanya.
Apalagi, sambung dia, banyak mahasiswa dari Madura, khususnya dari Sumenep, yang kuliah di luar daerahnya seperti di Surabaya, Malang, dan Jogjakarta. Termasuk di Trunojoyo Bangkalan, kalau di Madura.
“Tentu butuh waktu, untuk mengubah kecenderungan yang saat ini lebih senang naik kendaraan pribadi atau travel. Tapi itu tidak mustahil,” papar dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk ini.
Namun demikian, sambungnya, jika reaktivasi kereta api Madura betul-betul dilakukan oleh pemerintah, jangan sampai merugikan masyarakat seperti menggusur rumah-rumah warga yang telah berdiri puluhan tahun.
“Kalaupun terpaksa harus ada penggusuran rumah warga untuk dijadikan pelintasan kereta api, maka harus ada ganti rugi yang layak. Intinya jangan sampai menimbulkan konflik sosial di tengah-tengah masyarakat,” tambahnya.
Selebihnya Paisun berharap ketika reaktivasi kereta api terwujud tidak hanya berdampak positif pada sektor ekonimi, namun juga pada pendidikan dan sektor-sektor lainnya.
Sementara itu, akademisi lainnya Mohmamad Suhaidi menilai wacana reaktivasi kereta api Madura bagus. Namun yang perlu dijadikan pertimbangan lebih matang ialah pangsa pasarnya.
Sebab menurut dia, saat ini, masyarakat Madura ketika hendak bepergian ke luar Madura banyak yang sudah menggunakan kendaraan pribadi.
“Kalaupun tidak menggunakan kendaraan pribadi, mereka banyak menggunakan travel. Karena dianggap lebih efisien; dijemput ke lokasi berangkat, kemudian diantar ke tempat tujuan,” paparnya.
Bagitu juga dengan mahasiswa, khusus di sektor pendidikan. Menurutnya, sekarang tidak sedikit mahasiswa Madura yang memilih kuliah di daerahnya masing-masing.
“Yang Sumenep kualiah di Sumenep. Pamekasan kuliah di Pamekasan, dan seterusnya. Yang kuliah ke luar Madura pun, banyak yang sudah bawa kendaraan sendiri,” imbuh dosen STKIP PGRI ini.
Diketahui sebelumnya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mendorong reaktivasi rel kereta di Madura. Selain demi kesejahteraan masyarakat Madura, reaktivasi jalur kereta sekaligus untuk meningkatkan konektivitas di Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila).
Langkah ini diyakini akan memicu efek domino positif. Salah satunya mendukung target Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang swasembada pangan, mengingat Madura kaya akan komoditas garam dan daging sapi.
“Dengan (reaktivasi jalur kereta) Madura akan berkontribusi lebih dalam mewujudkan swasembada pangan, termasuk berdampak pada penurunan kemiskinan dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) di kawasan Madura, mengingat konektivitas dengan kawasan metropolitan Gerbangkertosusila akan menguat,” jelas Bupati Sumenep Achmad Fauzi. FATHOL ALIF