MAGELANG, Koranmadura.com – Keketuaan Indonesia ASEAN akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara ke arah yang lebih baik.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengemukakan hal tersebut sebelum menerima kedatangan para menteri ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) dalam agenda resepsi penyambutan (welcoming reception) pada Selasa (21/3/2023). Agenda tersebut merupakan rangkaian AEM Retreat 2023 yang berlangsung di Kabupaten Magelang, JawaTengah pada 20–22 Maret 2023.
“Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak di ASEAN. Tentu dari segi ukuran dan ekonominya, Indonesia berperan signifikan. Indonesia pun negara demokrasi terbesar di ASEAN. Hal-hal tersebut menjadi modal Indonesia dalam memimpin ASEAN dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN ke arah yang lebih baik,”ungkap Jerry Sambuaga, seperti dilansir kemendag.go.id.
Wamendag yang didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Djatmiko Bris Witjaksono, juga menyebutkan tujuh capaian prioritas ekonomi Indonesia (Priority Economic Deliverables/PEDs) 2023 di bawah lingkup AEM. Pertama, Kerangka Kerja Fasilitasi Jasa ASEAN dengan tujuan meningkatkan lingkup kebijakan dan peraturan yang memungkinkan penyediaan jasa di pasar regional.
Kedua, kata Jerry, penandatanganan Protokol Perubahan Kedua Pembentukan Kawasan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement/AANZFTA).
Ketiga, lanjut Wamendag, pembentukan unit pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Indonesia yang akan membuka jalan bagi pembentukan RCEP Support Unit melalui pengembangan TOR RCEP Support Unit.
Keempat, Industri ASEAN Berbasis Proyek yang mengadopsi Kerangka Kerja ASEAN tentang Inisiatif Berbasis Proyek Industri dan rencana kerja implementasi Kerangka Kerja oleh negara anggota ASEAN.
Kelima, implementasi penuh e-Form D melalui ASEAN Single Window untuk mendukung tujuan BSBR meningkatkan transformasi digital di ASEAN dan berkontribusi pada tujuan ASEAN untuk mempercepat pemulihan ekonomi kawasan dan integrasi transformasi digital.
Keenam, pernyataan para pemimpin untuk mengembangkan Kerangka Persetujuan Ekonomi Digital ASEAN (Digital Economy Framework Agreement/DEFA) guna meningkatkan integrasi ekonomi digital ASEAN dengan ekonomi digital global.
Ketujuh, Peta Jalan Harmonisasi Standar ASEAN untuk mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Program acara unggulan pada 2023 juga telah disiapkan.
Wamendag Jerry menyebut, peluncuran fisik ASEAN Online Sale Day/AOSD (Agustus 2023) dan seremoni implementasi penuh RCEP setelah Filipina menyelesaikan proses ratifikasinya pada AEM ke-55 (Agustus 2023). Selanjutnya peluncuran Pencari Tarif ASEAN Baru dan Pengesahan Studi DEFA (Agustus 2023); dan peluncuran negosiasi DEFA pada AEC Council ke-23 (September 2023).
Bagi Wamendag Jerry, Indonesia perlu bergegas memanfaatkan peluang positif bagi ekspor Indonesia di tengah keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023.
“Apalagi dalam lima tahun terakhir, surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap ASEAN terus meningkat. Pada 2018, surplus neraca tercatat US$ 3,92 miliar. Surplus kian membesar hingga mencapai US$ 20,42 miliar pada 2022,”jelas Wamendag Jerry.
Ia menambahkan, ASEAN telah menjadi global traderyang aktif dengan nilai mencapai US$ 3,4 triliun pada 2021 atau sebesar 7,5% dari perdagangan global dunia. Nilai ini meningkat sangat signifikan sejak 2010, yaitu dengan nilai US$ 2 triliun. Meskipun terdampak pandemi Covid-19, ekonomi ASEAN menunjukkan kemampuan untuk pulih dengan baik dan diproyeksikan akan mencapai pertumbuhan 11% tahun ini.
Kemendag mencatat, neraca perdagangan nonmigas Indonesia terhadap ASEAN pada 2018–2022 mengalami surplus dan terus meningkat. Pada 2018, surplus neraca tercatat US$ 3,92 miliar. Surplus kian membesar hingga mencapai US$ 20,42 miliar pada 2022.
Adapun pada Januari 2023, neraca perdagangan Indonesia atas ASEAN masih membukukan surplus US$ 1,42 miliar. Dari sembilan negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia hanya mengalami defisit neraca perdagangan dengan Thailand sebesar US$ 398,8 juta dan Laos US$ 10,8 juta. (Kunjana)