JAKARTA, Koranmadura.com — Liburan panjang Lebaran tak memengaruhi kinerja perdagangan. Neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 kembali mencatatkan surplus senilai US$3,94 miliar.
Surplus tersebut terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$5,64 miliar dan defisit migas sebesar US$1,70 miliar. Surplus April ini melanjutkan tren surplus secara beruntun dalam tiga tahun terakhir sejak Mei 2020.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yang tengah melakukan kunjungan kerja ke Mesir, menyampaikan secara rinci kinerja ekspor dan impor.
Pada April 2023, nilai total ekspor Indonesia tercatat sebesar US$19,29 miliar, turun 17,62% dibanding bulan sebelumnya (MoM). Penurunan disebabkan oleh melemahnya ekspor migas sebesar 5,95% maupun ekspor nonmigas sebesar 18,33%.
“Penurunan nilai ekspor pada April 2023 diantaranya disebabkan pola musiman yakni adanya momentum libur Lebaran serta penurunan harga beberapa komoditas seperti gas alam, bijih besi, tembaga, seng, dan palm kernel oil,” papar Mendag, seperti dilansir kemendag.go.id.
Pada April ini, ekspor seluruh sektor mengalami pelemahan secara bulanan (MoM). Ekspor sektor pertambangan turun sebesar 7,84%, sektor industri pengolahan (21,50%), dan sektor pertanian (22,56%). Beberapa produk ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terdalam pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya (MoM) antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 52,30%, barang dari besi dan baja (HS 73) 39,21%, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) 37,27%, kendaraan dan bagiannya (HS 87) 34,16 %, serta tembakau dan rokok (HS 24) turun 33,24%.
Di tengah pelemahan ekspor April 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya (MoM). Produk tersebut diantaranya bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik 26,16%, bahan kimia anorganik (HS 28) 9,96%, serta pulp dari kayu (HS 47) 3,86%.
Dari sisi mitra dagang utama, beberapa negara tujuan ekspor utama Indonesia juga turut mengalami penurunan pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya. Negara utama tujuan ekspor nonmigas tersebut di antaranya Tiongkok dengan nilai ekspor US$4,62 miliar turun 18,49%, Amerika Serikat dengan nilai US$1,57 miliar (turun 19,98 %), dan India dengan nilai US$1,54 miliar (turun 9,15%). Sementara negara mitra yang mengalami penurunan ekspor nonmigas terbesar pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya (MoM), antara lain Swiss turun 58,06%, Rusia (51,68%), Mesir (43,18%), Singapura (35,98%), dan Brasil (22,38%).
Di sisi lain, di tengah penurunan tersebut terdapat beberapa negara tujuan ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan. Negara tersebut antara lain Pakistan naik 74,86%, diikuti Jerman (23,72%), Turki (18,97%), Belanda (4,28%), dan Spanyol (2,36%). Ditinjau dari kawasan, pelemahan ekspor terbesar terjadi ke beberapa kawasan seperti Afrika Utara turun 45,12%, Eropa Timur (41,65%), dan Amerika Tengah (37,03%).
Adapun kawasan yang masih mengalami penguatan ekspor nonmigas yakni Afrika Tengah yang naik 20,12%. Secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari—April 2023 mencapai US$86,35 miliar, turun 7,61% dibanding periode yang sama 2022 (YoY). Penurunan tersebut disebabkan ekspor sektor nonmigas yang terkontraksi 8,61% sementara ekspor migas naik 11,34%.
Impor Seluruh Golongan Barang Turun
Kinerja impor Indonesia pada April 2023 tercatat sebesar US$15,35 miliar, turun 25,45% dibanding Maret 2023 (MoM). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas sebesar 1,98% dan nonmigas sebesar 29,48%.
Ditinjau dari golongan penggunaan barang, penurunan impor terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Penurunan impor tertinggi dialami barang modal yang turun 36,66%, diikuti bahan baku/penolong (23,26%) dan barang konsumsi (20,63%).
Mendag Zulkifli Hasan menyebut, meskipun pada April 2023 Purchasing Managers’ Index (PMI) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat dibandingkan Maret 2023, kinerja impor tetap mengalami penurunan.
“Hal ini dimungkinkan oleh dampak dari adanya libur panjang dalam rangka Idulfitri yang menekan kegiatan ekspor impor, meskipun kegiatan ekonomi di dalam negeri mengalami peningkatan,” terang Mendag Zulkifli Hasan.
Beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar secara bulanan pada April 2023 dibanding bulan sebelumnya, antara lain bahan kimia anorganik (HS 28) turun 40,32%, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 37,70%; kain rajutan (HS 60) 37,37%; kendaraan dan bagiannya (HS 87) 37,03%; serta gula dan kembang gula (HS 17) turun 36,99%.
Sementara itu, impor daging hewan (HS 02) menunjukkan kenaikan terbesar pada April 2023 yaitu 57,97%, diikuti oleh ampas dan sisa industri makanan (HS 23) 22,48%.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat dengan total pangsa 46,70% dari total impor nonmigas April 2023. Negara asal impor dengan penurunan impor nonmigas terbesar pada April 2023 adalah Oman yang turun 56,82%, diikuti Perancis (55,91%), Thailand (45,44%), Swedia (45,29%), dan Filipina (45,22%). Sedangkan, negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar pada April 2023 adalah Selandia Baru naik 14,69%, Afrika Selatan (14,08%), Kanada (7,68%), Brasil (7,55%), dan Spanyol (6,26%).
Mendag menambahkan, secara kumulatif, total impor periode Januari—April 2023 mencapai US$70,30 miliar atau terkontraksi 8,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan impor tersebut disebabkan turunnya impor migas sebesar 9,29% dan impor nonmigas sebesar 7,98%,”pungkasnya. (Kunjana)